Monday, April 19, 2010

Perkembangan terkini madrasah 19/04/2010

Kerja-kerja pemasangan besi bim untuk tingkat kedua baru siap dan akan disusuli dengan pemasangan paiping untuk elektrikal ,






Kepada para pengunjung blog madrasah kami paparkan progrees terkini pembinaan madrasah ,sekarang ini kerja-kerja menyiapkan besi bim untuk tingkat kedua yang baru sahaja selesai diharapkan anda semua untuk meneruskan sumbangan dan derma anda .amin





عن عمران بن حصين، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "من أرسل بنفقة في سبيل الله، وأقام في بيته فله بكل درهم سبعمائة درهم يوم القيامة ومن غزافي سبيل الله، وأنفق في جهة ذلك فله بكل درهم سبعمائة ألف درهم". ثم تلا هذه الآية: { وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ }

Dari Imran bin Hussin telah bersabda Rasullulah s.a.w : sesiapa yang menghantar derma (infak) pada jalan Allah dan ia duduk di rumah (tidak pergi berjuang) Maka Allah membalas bagi tiap-tiap satu dirham dengan tujuh ratus dirham di hari qiamat . Dan sesiapa yang berperang pada jalan Allah dan juga mendermakan hartanya pada jalan Allah ,Maka Allah akan membalas bagi tiap-tiap satu dirham dengan tujuh ratus ribu dirham pada hari qiamat.Kemudian nabi membaca ayat وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ(Hadis riwayat ibnu majah)




Baca seterusnya...

BERITA KEMENANGAN ISLAM

Abad 15 H adalah abad kebangkitan Islam. Riak-riak kebangkitan ini dari hari ke hari kian terasa. Bagi mereka yang bergerak bersama denyut nadi umat pasti merasakannya. Karena itulah mereka terus bergerak dengan semangat yang tak pernah padam.
Tapi di sisi lain kita pun melihat sekelompok orang dari umat ini yang memandang masa depan dengan negetif. Tak ada gelora perjuangan dalam dadanya. Tak terlintas dalam fikirannya kemauan untuk bergerak. Renggangnya mereka dari realiti perjuangan umat menyebabkan hati-hati mereka selalu dirundung duka. Padahal kemenangan Islam sudah di depan mata, Insya Allah.
A. BERITA KEMENANGAN DARI AL-QUR’AN
Dalam surah At-Taubah ayat 32-33 kita mendapatkan berita gembira bahwa Allah akan sentiasa menolong hamba-hamba-Nya dan mengukuhkan agama-Nya.
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.”
Makna seperti ini terulang dalam surah-surah lainnya diantaranya adalah dalam Al Quran. Ash-Shaff: 8-9
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.







dan Al-Fath: 28.
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.


Dalam tafsirnya Ibnu Katsir mengemukakan beberapa hadits yang menegaskan tentang dimenangkanya Islam atas segala agama. Diantaranya adalah hadits riwayat Muslim, bahwasanya Rasulullah bersabda,
إن الله زوى لي الأرض - أي جمعها وضمها - فرأيت مشارقها ومغاربها، وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها
“Sesungguhnya Allah SWT telah memperlihatkan kepadaku bumi bagian timur dan bagian baratnya, dan kekuasaan umatku akan mencakup bumi yang aku lihat itu.”
Berita kemenangan yang lain yang disebutkan Al-Qur’an adalah firman Allah SWT,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan benar-benar Dia akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nuur: 55)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat ini merupakan janji Allah untuk menjadikan umat Muhammad menjadi pemimpin bumi, pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negara akan menjadi makmur sentosa. Hal ini terbukti dengan futuhat(pembukaan) berbagai daerah oleh umat Islam, seperti Makkah, Khaibar, Bahrain, seluruh Jazirah Arab, dan Yaman. Sementara itu jizyah dari Majusi Hajar dan beberapa daerah Syam terus mengalir.
Pada masa Abu Bakr, Khalid bin Walid berhasil menembus Parsi; Abu Ubaidah menguasai Syam; Amr bin Ash membuka Mesir. Secara berturut beberapa daerah Syam, Basrah, dan Damaskus dapat dibebaskan. Pada masa Umar bin Khattab seluruh Syam bebas, Mesir dikuasai dan sebagian Iran berhasil direbut; kekuasaan Romawi dari hari ke hari semakin berkurang. Bahkan pada masa Utsman bin Affan kekuasaan Islam sudah menembus wilayah Cina
Syaikh Yusuf Qaradhawy mengatakan bahwa janji Allah kepada umat yang beriman ini adalah janji yang abadi dan realiti. Artinya kemenangan dan kekuatan pada masa Khulafaur Rasyidin bisa diwujudkan kembali dengan syarat: Iman, Amal saleh, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Berita kemenangan juga diisyaratkan dalam kisah-kisah para Rasul, misalnya dalam kisah perjuangan Nabi Musa (al-Qashash: 4-6)
إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ
Sesungguhnya Fir'aun Telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan merekaSesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi Dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang Se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu
yang menegaskan bahwa Allah menunaikan iradahnya untuk mengukuhkan kedudukan kaum mustadh’afin(lemah) dan menghancurkan kekuasaan orang-orang yang menindas dan berlaku sombong.
Berita lain yang diungkapkan Al-Qur’an tentang kemenangan adalah janji Allah untuk menolong orang-orang mu’min ( ar-Ruum: 47; Yunus: 103; al-Baqarah: 214). Allah pun berjanji untuk mengagalkan tipu daya orang kafir (at-Thariq: 15-17; al-Anfal: 36; Yunus: 81-82; al-Anfal: 36; Ali Imran: 12-13).
Untuk itu semua Allah akan mendatangkan Kaum yang Dia Cintai yang siap menolong agama-Nya. Ibnu Katsir berkata, “Barangsiapa yang tidak mau menolong agama Allah dan menjalankan syariat-Nya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan orang yang lebih baik dari mereka, lebih kuat dan lurus pendiriannya.” (lihat Muhammad: 38,
هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
Ingatlah, kamu Ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.
an-Nisaa: 133,
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِآَخَرِينَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى ذَلِكَ قَدِيرًا
Jika Allah menghendaki, niscaya dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.
Fathir: 16-17).
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
Jika dia menghendaki, niscaya dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.
Perjuangan para penolong agama Allah ini akan senantiasa didukung Allah SWT diantaranya dengan cara memperlihatkan bukti-bukti kebenaran Al-Qur’an,
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar…” (Fushilat: 53).
B. BERITA KEMENANGAN DARI SUNNAH
Berita kemenangan dari sunnah Nabi banyak sekali dimuat dalam kitab-kitab hadits sahih, tapi kemudian banyak dilupakan orang. Diantara berita kemenangan Islam tersebut adalah:
Tersebarnya Islam di seluruh Dunia
ليبلغن هذا الأمر - يعني الإسلام - ما بلغ الليل والنهار، ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا الدين
“Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya…” (HR. Ahmad).
Eropa akan dikuasai Umat Islam
ما رواه أحمد والدارمي وابن أبي شيبة والحاكم وصححه ووافقه الذهبي، عن أبي قبيل قال: كنا عند عبد الله بن عمرو بن العاص، وسئل: أي المدينتين تفتح أولاً: القسطنطينية أو روميَّة؟ فدعا عبد الله بصندوق له حَلَق قال: فأخرج منه كتابًا قال: فقال عبد الله: بينما نحن حول رسول الله -صلى الله عليه وسلم- نكتب، إذ سئل رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: أي المدينتين تفتح أولاً: قسطنطينيةاو رومية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم-: "مدينة هرقل تفتح أولاً" يعني قسطنطينية
Abdullah bin Amru bin Ash mencatat hadits dari Rasulullah yang ditanya, “Kota mana yang akan lebih dahulu dibebaskan Islam, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius (Konstantinopel / Istanbul) yang akan dibebaskan terlebih dahulu!”
Nubuwwah tersebut terbukti pada Abad ke-9 Hijriyah, bertepatan dengan abad ke-15 Masehi. Tepatnya pada hari Selasa, 20 Jumadil Ula 857 H / 29 Mei 1453 M. Pembebasan Konstantinopel pada saat itu dipimpin oleh seorang Komandan muda Utsmani berusia 23 tahun yang bernama Muhammad bin Murad atau dikenal juga dengan sebutan Muhammad Al-Fatih.
Saat ini kita masih menunggu nubuwwah kedua yaitu dibebaskannya Rom (Itali). Insya Allah negeri ini akan segera kita kuasai. Syaikh Yusuf Qaradhawy menduga pembebasan Rom akan terjadi dengan perantaraan pena dan lidah. Wallahu a’lam.
Meluasnya kekuasaan Islam di Timur dan Barat
إن الله زوى لي الأرض - أي جمعها وضمها - فرأيت مشارقها ومغاربها، وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منه
“Sesungguhnya Allah SWT telah memperlihatkan kepadaku bumi bagian timur dan bagian baratnya, dan kekuasaan umatku akan mencakup bumi yang aku lihat itu.” (HR. Muslim)
Kemakmuran Umat Islam
“Hari kiamat tidak akan terjadi hingga harta umat Islam demikian melimpah dan berlebih, hingga orang yang mempunyai harta kesulitan mencari orang yang mau menerima sedekahnya, dan jika ingin memberikan hartanya kepada seseorang, orang yang akan diberikan harta tersebut berkata, ‘Aku tidak memerlukannya’” (Hadits Muttafaq ‘alahi)
Kembalinya Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah
عن النعمان بن بشير عن حذيفة: أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: "تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا (الملك العاض أو العضوض: هو الذي يصيب الرعية فيه عسف وتجاوز، كأنما له أسنان تعضهم عضًا)، فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها. ثم تكون ملكًا جبرية (ملك الجبرية: هو الذي يقوم على التجبر والطغيان).، فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها. ثم تكون خلافة على منهاج النبوة
“Masa kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu dating masa kekhalifahan atas manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian dating masa kerajaan yang buruk/zalim (mulkan ‘aadhon) selama beberapa masa, selanjutnya dating masa kerajaan dictator (mulkan jabariyyan) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan (terulang lagi) khilafah ‘ala minhajin nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian. “ (HR. Ahmad, al-Bazzar, dan Thabrani).
Kemenangan Islam atas Yahudi
تقاتلون اليهود، فتسلطون عليهم، حتى يختبئ أحدهم وراء الحجر، فيقول الحجر: يا عبد الله، هذا يهودي ورائي فاقتله
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, “Kalian akan memerangi Yahudi hingga kalian mampu memukul mundur mereka, kemudian batu akan berkata, ‘Wahai orang Islam, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia.’” (Hadits Muttafaq alaih)
Bertahannya Kelompok Islam
Diriwayatkan dari Umar, Mughirah, Tsaubah, Abu Hurairah, Qurrah bin Iyas, Jabir, Imran bin Husain, Uqbah bin Amir, Jabir bin Samrah, dan Abi Umamah bahwa Nabi saw bersabda,
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لعدوهم قاهرين لا يضرهم من خالفهم حتى يأتيهم أمر الله عز وجل وهم كذلك قالوا يا رسول الله و أين هم؟ قال بيت المقدس وأكتاف بيت المقدس
“Sekelompok umatku akan terus menang atas agama yang lain, mengalahkan musuh mereka, mereka tidak terganggu oleh orang-orang yang menentang mereka, kecuali sedikit cobaan yang menimpa mereka hingga datang keputusan Allah, dan mereka terus seperti itu.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, dimanakah mereka berada?” Rasulullah menjawab: “Mereka berada di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Thabrani)
Datangnya Pembaharu Setiap Abad
إن الله يبعث لهذه الامة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها أمر دينها
“Sesungguhnya Allah mengutus bagi umat ini pada awal setiap seratus tahun orang yang memperbaharui agamanya.” (HR. Abu Daud)
Turunnya Al-Masih
Para ahli hadits menyebutkan bahwa hadits-hadits yang dating tentang masalah turunya Al-Masih ini mencapai batas mutawatir. Sebanyak 40 hadits, yang terdiri dari hadits shahih dan hasan—tidak ada yang dhaif—telah disebutkan oleh Allamah Maulana Anwar al-Kasymiri dalam bukunya At-Tashriihu bimaa tawaatara fii nuzuulil masiih.
Datangnya Al-Mahdi
Dalam hadits yang sangat banyak disebutkan tentang akan datangnya seorang penguasa yang berpegang teguh dengan ajaran Islam. Ia datang setelah masa-masa kebobrokan dan kerusakan. Ia menegakkan agama Allah di muka bumi ini, dan memenuhinya dengan keadilan, sebagaimana dunia ini pernah penuh dengan kebobrokan dan kerusakan.
Mengenai hal ini cukuplah kita menyimak hadits berikut, “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga dunia ini penuh dengan kezaliman, ketidakadilan, dan permusuhan, kemudian seseorang keluar dari ahli baitku yang akan memenuhi dunia ini dengan keadilan, sebagaimana dunia telah penuh dengan kezaliman, ketidakadilan, dan permusuhan.” (HR. al-Hakim).
C. BERITA KEMENANGAN DARI SEJARAH
Dari sejarah perjuangan umat kita akan dapati berita kemenangan Islam. Renungkanlah pertolongan Allah yang selalu datang ketika diperlukankan. Perhatikanlah sejarah Hijrah, Perang Badar, dan Perang Khandaq. Perhatikanlah saat Allah menolong Khalifah Abu Bakar melawan kaum murtadin yang disesatkan oleh nabi-nabi palsu (Musailamah, Sajjah, Aswad Al-Unsi, Thulaihah Al-Asadi, dll); melawan para penentang zakat.
Bacalah sejarah perang Salib, dalam perang ini kaum salibis pernah menguasai Palestin selama 90 tahun, tapi kemudian munculah Imaduddin Zanki, Mahmud Asy-Syahid, dan Shalahuddin Al-Ayubi sehingga Palestin kembali dapat dikuasai.
Peperangan di Mesir berakhir dengan ditawannya Louis IX di Dar Ibn Luqman di Manshuriah. Kata Syaikh Yusuf Al-Qaradhawy hal ini mengisyaratkan bahwa umat Islam bisa saja ‘tertidur’ atau ‘sakit’, namun ia tidak akan ‘mati’, selama di dalam darah umat Islam masih mengalir darah aqidah dan selama ada orang yang memimpin mereka untuk menegakkan Laa Ilaaha Illallaah.
Lihatlah bagaimana Khilafah Abbasiyah runtuh oleh Pasukan Tar-tar yang jahat hingga darah mengalir bagaikan sungai dan sungai Dajlah menghitam karena banyaknya kitab-kitab karya peradaban Islam yang dibuang ke sungai tersebut. Tapi tak lebih dari 2 tahun setelah peristiwa tersebut, terjadi 2 mukjizat Islam. Pertama, Islam dapat mengalahkan bangsa Tar-tar dalam peperangan ‘Ain Jalut di bawah pimpinan Mamluki yang saleh, Saifudin Qathiz, dan dengan bala tentara Mesir, pada tanggal 25 Ramadhan 658 H. Tepat 2 tahun setelah jatuhnya Baghdad. Padahal bangsa-bangsa di dunia pada saat itu menganggap bahwa pasukan Tar-tar adalah pasukan yang tak terkalahkan. Kedua, Bangsa Tar-tar yang menjajah menjadi pemeluk agama bangsa yang dijajahnya.
Pada zaman moden kita menyaksikan perlawanan melawan penjajahan yang digerakkan umat Islam di atas semangat jihad, Abdul Qadir al-Jazairi di Aljazair; Amir Abdul Karim al-Khatabi di Maroko; Umar Mukhtar di Libya; Syaikh Izuddin al-Qassam di Palestin. Bernard Lewis dalam bukunya Barat dan Timur Tengah, mengakui bahwa gerakan-gerakan keagamaanlah penggerak perang –perang kemerdekaan di seluruh negeri-negeri Islam melawan penjajah.
D. BERITA KEMENANGAN DARI REALITI
Jika sekilas memandang, tak dapat dimungkiri, umat Islam kini memang ‘berpenyakit’; Islam menjadi lemah karena orang-orang yang berlebihan dalam agama dan orang-orang yang meninggalkannya sama sekali.
Tauhid yang lemah diikuti dengan munculnya fenomena kemusyrikan di mana-mana; keberagamaan melemah ditandai dengan banyaknya umat yang meninggalkan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya; muncul pula tasawuf-tasawuf yang menyimpang dari syariat; tradisi Islam yang pokok melemah, sementara kekakuan yang merupakan warisan periode fanatik dianggap ajaran Islam; lemah pula akal islami untuk berkarya bagi peradaban, malah menjadi konsumen pemikiran orang lain; akhlak Islam yang pokok juga melemah, dusta, khianat dan keserakahan menjadi pemandangan biasa; kezaliman merajalela; budaya syura nyaris ditinggalkan.

Antara Kemarin dan Hari ini
Tetapi kepincangan ini tak akan berlangsung lama, insya Allah. Bila kita melihat kondisi umat ini, nampaklah kepada kita umat kini tengah bangkit dari keterpurukannya.
Dalam bukunya Trend Islam 2000, Murad Hoffman mengemukakan hal tersebut. Dia melihat ‘sedikit optimisme’ setelah membandingkan antara kondisi umat di abad ini dengan kondisi umat di 1 abad sebelumnya.
Antara lain ia mengungkapkan bahwa pada tahun 1800an kondisi tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah amat kotor, tidak aman, dan tersebar khurafat. Bahkan minum-minuman keras dan pelacuran terjadi di sekitar tanah Haram atau di tanah Haram itu sendiri; shalat tidak dilakukan teratur oleh para jama’ah haji. Saat ini kondisi tersebut telah berubah total.
Dulu majoriti orientalis mempelajari Islam dengan sikap kebencian dan permusuhan. Tapi kini mulai muncul sikap simpati dan menghargai.
Pada abad ini berbagai gerakan keagamaan muncul membangunkan umat. Islam masuk dalam agenda politik. Contohnya adalah gerakan al-Ikhwan al-Muslimun yang dibangun Hasan al-Banna di Mesir. Dulu Barat menduga Islam akan segera lenyap. Tapi kini tak ada seorang pun yang akan menduga seperti itu. Bagaimana mungkin terjadi sedangkan perkembangan Islam di Barat kini demikian cepat. Maka para Jenderal NATO menduga bahawa pada masa yang akan datang perseruan tentera bukan lagi terjadi antara Barat dan Timur, akan tetapi antara Utara dan Selatan. Dan Islam adalah musuh yang perlahan tapi pasti akan segera muncul menjadi kekuatan penentang.

Gerakan Pembaharuan terus berlangsung
Gerakan ini terus bergerak tiada henti membangkitkan umat membentuk generasi Islami. Mereka mengembalikan kepercayaan manusia kepada Islam dan membangkitkan harapan mereka untuk melihat kemenangan Islam.
Musuh-musuh Islam melakukan berbagai tipu daya untuk menjauhkan umat dari mereka. Tapi upaya mereka tidak akan pernah berhasil.
وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Mereka memikirkan tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (al-Anfal: 30)

Kebangkitan Islam dan Pengaruhnya
Gerakan kebangkitan Islam telah menyebar ke Barat dan Timur, cahayanya menyebar ke negari-negeri Islam dan terus ke seluruh dunia menebar hidayah. Kebangkitan Islam mengejutkan kesedaran akal, memenuhi hati dengan keimanan dan semangat untuk beramal. Kebangkitan Islam juga menunjukkan dirinya dalam kancah pemikiran; perbaikan suluk; kebangkitan ekonomi dan politik; juga dalam medan jihad.
Kekuatan Arus Gelombang Islam
Umat Islam memiliki kekuatan iman dan kekuatan manhaj. Hal ini diperkuat oleh Paul Schmidt dalam bukunya Islam Kekuatan Masa Depan yang menyebutkan bahwa ada tiga ciri kekuatan umat Islam, yakni (1) Kekuatan Islam sebagai agama, (2) Tersedianya sumber-sumber kekayaan alam, (3) Suburnya keturunan pada umat Islam. Menurutnya jika tiga ciri ini kokoh dan umat Islam bersatu diatasnya, maka bahaya Islam merupakan ancaman akan punahnya Eropa dan bangkitnya Islam menjadi pemimpin dunia.
Dari huraian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa tak ada alasan lagi bagi kita untuk lemah menatap masa depan yang cemerlang. Al-Mustaqbal li haadzad diin, masa depan adalah milik Islam, demikian kata Sayyid Qutb.
(Diterjemahkan dari Al-Mubasyiraati bintishaaril Islami, Syaikh Yusuf Qaradhawy)

Baca seterusnya...

Monday, April 12, 2010

Terkini Perkembangan Madrasah 12/04/2010

Kepada para pengunjung blog madrasah kami paparkan progrees terkini pembinaan madrasah ,sekarang ini kerja-kerja menyiapkan slep untuk tingkat kedua yang di jangka siap pada penghujung april diharapkan anda semua untuk meneruskan sumbangan dan derma anda .amin





Untuk mengetahui kos pembinaan madrasah bolehlah lihat kertas kerja yang tersedia disebelah .....






مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.






عن عمران بن حصين، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "من أرسل بنفقة في سبيل الله، وأقام في بيته فله بكل درهم سبعمائة درهم يوم القيامة ومن غزافي سبيل الله، وأنفق في جهة ذلك فله بكل درهم سبعمائة ألف درهم". ثم تلا هذه الآية: { وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ }

Dari Imran bin Hussin telah bersabda Rasullulah s.a.w : sesiapa yang menghantar derma (infak) pada jalan Allah dan ia duduk di rumah (tidak pergi berjuang) Maka Allah membalas bagi tiap-tiap satu dirham dengan tujuh ratus dirham di hari qiamat . Dan sesiapa yang berperang pada jalan Allah dan juga mendermakan hartanya pada jalan Allah ,Maka Allah akan membalas bagi tiap-tiap satu dirham dengan tujuh ratus ribu dirham pada hari qiamat.Kemudian nabi membaca ayat وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ(Hadis riwayat ibnu majah)


Baca seterusnya...

Monday, April 5, 2010

RUANG PERBAHASAN ILMU FIQH

Apa maksud ilmu Fiqh?

Dari segi bahasa kalimah Fiqh bermaksud memahami. Pada asalnya ia bermaksud memahami agama secara keseluruhannya. Namun kemudiannya dikhususkan ulamak kepada memahami ajaran Islam yang berkaitan dengan hukum-hakam amali sahaja, iaitu percakapan, perbuatan dan hal-ehwal luaran manusia tanpa menyentuh soal aqidah dan akhlak.





Secara lebih jelas, ilmu Fiqh ditakrifkan oleh ulamak sebagai; "Ilmu berkenaan hukum-hakam Syarak yangbersifat 'amali yang diperolehi dari dalil-dalilnya secara terperinci".

Huraian;

1. Para ulamak membahagikan hukum-hakamSyarak kepada tiga iaitu;
a) Hukum-hakam I’tiqad
b) Hukum-hakam ‘Amali
c) Hukum-hakam akhlak.
Medan pengajian ilmu Fiqh ialah yang kedua di atas iaitu hukum-hakam amali. Ilmu Fiqh tidak menyentuh tentang hukum-hakam I’tiqad, begitu juga tidak menyentuh tentang akhlak.

2. Perkataan Syarak bermaksud Allah dan Rasul. Dalil-dalil Syarak pada dasarnya ialah Kitab Allah (yakni al-Quran) danSunnah RasulNya. Namun secara terperinci ia merangkumi juga Ijmak, Qiyas dan sebagainya.

Apakah tujuan mempelajari ilmu Fiqh?

Tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum-hakam Syara’ mengenai setiap tingkah laku manusiadan melaksanakan hukum-hakam tersebut dalam kehidupan dalam segenap ruang dan lapisannya.

Ilmu Fiqh amat berguna sama ada kepada ulama’, mufti, qadhi mahupun orang awam biasa. Bagi para ulama, mufti dan qadhi, mereka perlu mendalami ilmu ini untuk mengajar orang ramai tentang hukum Syara’, memberi fatwa dan memutuskan hukuman terhadap sesuatu kes.
Adapun orang awam, mereka perlu mengetahui ilmu ini agar dapat menjalani kehidupan seharian bertepatan dengangaris panduan yang ditetapkan Syara’.

Apa maksud hukum Syarak?

Kita sebutkan tadi bahawa tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum Syara’ atas setiap perbuatan kita. Apa yang dimaksudkan dengan hukum Syara’? Hukum Syara’ ialah "Ketetapan dari Allah ke atas perbuatan-perbuatan hamba yang mukallaf sama ada ia perlu dilakukan atau perlu ditinggalkan atau diberi pilihan untuk melakukannya atau meninggalkannya". Ketetapan ini diketahui berdasarkan penelitian terhadap dalil-dalil Syara' iaitu al-Quran, as-Sunnah, Ijma', Qias dan sebagainya oleh para ahli Fiqh atau Mujtahid.

Berapakah pembahagian hukum Syarak?

Melihat kepada pengertian hukum di atas, dapat kita simpulkan bahawa perbuatan-perbuatan hamba mengikut hukum Syarak berada dalam tiga bahagian besar;

Pertama; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan

Kedua; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan

Ketiga; Perbuatan-perbuatan yang diberi pilihan (yakni terserah kepada manusia sama ada ingin melakukannya ataumeninggalkannya)

Kemudian, bahagian pertama dan kedua terbahagi pula kepada dua jenis;

Pertama; Yang dituntut secara jazam iaitu tuntutan mesti.

Kedua; Yang dituntut tidak secara jazam, iaitu tuntutan secara galakan sahaja, bukan tuntutan mesti atau wajib.

Bagi bahagian pertama (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan), jika jenis tuntutan adalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan wajib. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan sunat. Bagi bahagian kedua pula (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan), jika jenis tuntutanadalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan haram. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan makruh.

Kesimpulan

Setelah memahami pengertian dan pembahagian hukum Syarak di atas, dapat kita simpulkan perbuatan-perbuatan mukallaf mengikut hukum Syarak terbahagi kepada lima jenis;

1. Yang wajib; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang mesti dilakukan di mana jika ditinggalkan akan berdosa.

2. Yang sunat; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang digalakkan melakukannya oleh Syarakiaitu diberi pahala sesiapa yang melakukannya, namun tidaklah berdosa jika ditinggalkannya.

3. Yang haram; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang mesti ditinggalkan di mana jika dilakukan akan berdosa.

4. Yang makruh; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang digalakkan meninggalkannya iaitu diberi pahala kepada orang yang meninggalkannya (kerana Allah), namun tidak dikira berdosa jika dilakukannya.

5. Yang mubah (harus); iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang diserah kepada pilihan manusia samaada ingin melakukannya atau meninggalkannya di mana sebarang pilihannya tidak akan membawa implikasi dosa atau pahala.

Tidak ada perbuatan mukallaf dari sekecil-kecil hingga sebesar-besarnya melainkan tertakluk dengan salah satudari hukum lima di atas.

Apa makna mukallaf? Siapakah yang dikatakan sebagai mukallaf?

Mukallaf ialah seorang yang telah mencukupi syarat untuk diberikan taklif Syarak (yakni tuntutan dankewajipan Syarak). Orang yang mukallaf wajib mematuhi ketetapan agama dan setiap perbuatan dan perlakuannya tertakluk dengan hukum yang telah ditetapkan oleh agama sama ada wajib, haram, harus dan sebagainya tadi. Syarat-syarat mukallaf ialah:
1. Telah sampai umur (yakni baligh)
2. Memiliki akal yang waras
3. Sampai dakwah kepadanya
4. Sempurna pancaindera, khususnya penglihatan atau pendengaran.

Siapakah orang-orang yang terkeluar dari kelompok mukallaf?

Dari takrif dan syarat-syarat mukallaf tadi, terkeluar dari kelompok mukallaf:
1. Kanak-kanak yang belum baligh. Kanak-kanak yang mati sebelum baligh, ia akan selamat (dari siksaan Allah)sekalipun anak-anak orang kafir.
2. Orang gila atau tidak siuman
3. Orang-orang yang tidak sampai dakwah kepadanya termasuklah ahlul-fatrah iaitu orang-orang yang hidup di antara zaman pengutusan Rasul (*yakni mereka jauh dari Rasul yang terdahulu dan tidak berkesempatan dengan Rasul yang bakal datang) atau hidup di zaman Rasul yang bukan diutuskan kepada mereka. Mereka akan selamat dari siksaan Allah kerana tidak sampai dakwah kepada mereka.
(Rujuk: Hasyiyah Imam al-Baijuri ‘ala Jauharati-Tauhid, hlm. 67-68).

Apa cabang-cabang ilmu yang terkandung dalam ilmu Fiqh?

Ilmu Fiqh merangkumi dua bahagian besar;

1. Ibadah; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia dengan Tuhan. Ia merangkumi ibadah solat, puasa,zakat, haji dan sebagainya.

2. Mu'amalat; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia sesama manusia. Cabang mu’amalat ini merangkumi pula bidang-bidang berikut;

a) Hukum-hakam tentang kekeluargaan yang merangkumi perkahwinan, perceraian, perwarisan, nafkah dan sebagainya.

b) Hukum-hakam tentang harta seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadaian, jaminan dan sebagainya.

c) Hukum-hakam tentang sistem pemerintahan dan pentadbiran negara merangkumi kewajipan melantik ketua negara, tanggungjawab ketua negara/pemimpin dan hak dan kewajipan rakyat/warga negara.

d) Hukum-hakam tentang kehakiman/pengadilan merangkumi membuat keputusan (al-qadha), pendakwaan, prinsip-prinsip hukuman, kesaksian, sumpah, keterangan dan sebagainya.

e) Hukum-hakam tentang ahli Zimmah (orang bukan Islam yang mendiami dalam negara Islam) merangkumi hak-hak dan tanggungjawab mereka terhadap negara dan sebagainya.

f) Hukum-hakam tentang hubungan antarabangsa merangkumi hubungan negara Islam dengan negara-negara luar di masa damai atau ketika perang.

g) Hukum-hakam tentang kewangan negara merangkumi sumber-sumber pendapatan negara dan perbelanjaan-perbelanjaannya.

h) Hukum-hakam tentang jenayah dan hukuman; merangkumi penetapan perkara-perkara yang terlarang dan hukuman-hukumannnya, cara-cara menetapkan/mensabit kesalahan-kesalahan jenayah dan perlaksanaan hukuman terhadapnya.

Apakah sumber-sumber ilmu Fiqh?

Sumber-sumber ilmu Fiqh bermaksud dalil-dalil yang menjadi sandaran ahli-ahli Fiqh (Faqih atau Fuqahak) dalam mengeluar hukum-hakam Fiqh. Ia terdiri dari sumber-sumber asal dan sumber-sumber sokongan. Sumber asal bagi ilmu Fiqh ada dua sahaja iaitu;

1. Al-Quran
2. As-Sunnah

Sumber-sumber sokongan bermaksud dalil-dalil tambahan yang membantu ahli-ahli Fiqh untuk mengeluarkanhukum-hakam Fiqh menepati prinsip sumber asal di atas (al-Quran dan as-Sunnah). Ia terdiri dari;

1. Ijmak
2. Qiyas
3. Istishab
4. Masalih Mursalah
5. Istihsan
6. 'Uruf
7. Syari'at terdahulu

Baca seterusnya...

Wednesday, March 24, 2010

AHLI-AHLI FIQH

Siapakah ahli-ahli Fiqh?

Ahli-ahli fiqh bermaksud orang yang pakar dalam Fiqh. Di dalam bahasa Arab ia dinamakan sebagai al-Faqih atau jamaknya al-Fuqahak. Di kalangan Fuqahak atau ahli-ahli Fiqh ada yang mengeluarkan pandangan sendiri tanpa terikat dengan mana-mana ahli Fiqh yang lain sama ada yang hidup sebelum atau sezaman dengan mereka. Mereka mencipta atau mengasaskan usul-usul atau kaedah-kaedah untuk mengeluarkan hukum dari al-Quran dan as-Sunnah dan berijtihad dengan kemampuan sendiri tanpa terikat dengan Faqih atau ahli Fiqh yang lain. Mereka dinamakan sebagai Mujtahid Mustaqil iaitu orang yang mempunyai kemampuan berijtihad secara berdikari. Bilangan mereka adalah sedikit.




Ada di kalangan Fuqahak (ahli-ahli Fiqh) yang menjadi murid atau pengikut kepada Mujtahid Mustaqil di atas. Mereka memiliki kemampuan untuk berijtihad, namun ijtihad mereka tidaklah bebas, sebaliknya terikat dengan usul atau kaedah yang diasaskan oleh guru mereka atau tokoh Mujtahid sebelum mereka. Mereka dinamakan Mujtahid Muntasib atau Mujtahid Mazhab. Fuqahak atau ahli-ahli Fiqh dari jenis ini adalah yang terbanyak. Malah selepas kemunculan Imam-Imam Mazhab yang empat iaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafiie dan Imam Ahmad, hampir keseluruhan Fuqahak adalah menjadi pengikut salah satu dari empat mazhab tersebut. Mereka dikenali sebagai Fuqahak Mazhab atau ulamak-ulamak mazhab.

Siapakah contoh ahli Fiqh yang mencapai darjat mujtahid mustaqil?

Contoh mereka ialah;
1. Imam Abu Hanifah (an-Nu’man bin Tsabit al-Kufi); meninggal tahun 150 Hijrah.
2. Imam al-Auza’ie (‘Abdurrahman bin Muhammad); meninggal tahun 157 Hijrah.
3. Imam Sufyan as-Sauri (Sufyan bin Sa’id); meninggal tahun 161 Hijrah.
4. Imam al-Laith bin Sa’ad; meninggal tahun 175 Hijrah.
5. Imam Malik bin Anas; meninggal tahun 179 Hijrah.
6. Imam as-Syafi’ie (Muhammad bin Idris); meninggal tahun 204 Hijrah.
7. Imam Ahmad bin Hanbal; meninggal tahun 241 Hijrah.
8. Imam Daud az-Zahiri (Daud bin ‘Ali); meninggal tahun 270 Hijrah.
9. Ibnu Jarir at-Tabari (Muhammad bin Jarir); meninggal tahun 310 Hijrah.

Siapakah contoh ahli-ahli Fiqh yang menjadi mujtahid Mazhab?

Contoh mereka;
1. Imam Abu Yusuf; meninggal tahun 182 Hijrah (mujtahid mazhab Abu Hanifah)
2. Muhammad bin al-Hasan as-Syaibani; meninggal tahun 187 Hijrah (mujtahid mazhab Abu Hanifah)
3. Ismail bin Yahya bin Ismail al-Muzani; meninggal 264 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Syafi’ie)
4. Ar-Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi; meninggal 270 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Syafi’ie)
5. Yusuf bin Yahya al-Buwaithi; meninggal 231 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Syafi’ie)
6. Ibnu al-Qasim; meninggal tahun 191 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Malik)
7. Imam Sahnun (‘Abdussalam bin Sa’id at-Tanukhi); meninggal tahun 204 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Malik).
8. Imam Abu Thalib (Ahmad bin Hamid al-Misykani); meninggal tahun 244 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Ahmad)
9. al-Qadhi ‘Abu Ya’la (Muhammad bin al-Husain); meninggal tahun 458 Hijrah (mujtahid mazhab Imam Ahmad).
10. Imam Ibnu Hazm al-Andalusi; meninggal tahun 456 Hijrah (mujtahid mazhab az-Zahiri).

Siapkah Fuqahak zaman ini?

Yang kita maksudkan dengan Fuqahak zaman ini ia ahli-ahli Fiqh yang masih berkhidmat hingga hari ini dalam memberi fatwa kepada umat Islam, memastikan hukum atau pendirian Syarak bagi masalah-masalah baru yang tidak berlaku pada zaman-zaman yang lalu seperti masalah yang berkait dengan bank, saham, pengubatan moden dan sebagainya. Adakalanya mereka mengeluarkan fatwa atau pandangan secara individu dan adakalanya secara kolektif melalui Institusi-Institusi Fatwa yang mereka anggotai atau persidangan-persidangan Fiqh yang diadakan. Antara mereka ialah;
1. Dr. Yusuf al-Qaradhawi; Seorang ulamak dari al-Azhar, Mesir. Banyak menghasilkan penulisan-penulisan dalam semua bidang Islam termasuk Fiqh. Antara karya Fiqhnya yang terkenal ialah “Fiqh az-Zakah” sebanyak dua jilid. Beliau memiliki buku koleksi fatwanya yang terkenal dan sentiasa menjadi panduan umat Islam iaitu “Fatawa Mu’ashirah”.
2. Dr. Wahbah az-Zuhaili; Seorang Ulamak dari Syiria. Telah menghasil satu karya Fiqh yang lengkap bernama “al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuhu” (sebanyak lapan atau sembilan jilid) yang merupakan antara buku Fiqh Perbandingan pelbagai mazhab yang terlengkap dihasilkan di zaman ini. Beliau juga menulis buku Ushul Fiqh (dua jilid) dan Tafsir al-Quran lengkap 30 juzuk bernama Tafsir al-Munir.
3. Dr. Muhammad Bakr Ismail; Seorang ulamak dari al-Azhar, Mesir. Telah menghasilkan buku Fiqh yang lengkap bertajuk “al-Fiqh al-Wadhih” (dua jilid), buku himpunan fatwa tersendiri bertajuk “Baina as-Sail Wa al-Faqih” dan buku lengkap berkenaan Qaedah Fiqh bertajuk “al-Qawa’id al-Fiqhiyyah Baina al-Asholah Wa at-Taujih”.
4. Syeikh ‘Athiyah Saqar; Seorang ulamak al-Azhar, Mesir. Pernah menjawat Pengerusi Jawatankuasa Fatwa al-Azhar. Beliau mempunyai buku himpunan Fatwanya tersendiri yang diberi nama “al-Islam Wa Masyakil al-Hayah” sebanyak enam jilid.
5. Syeikh Abdul Aziz Bin Baz; Bekas mufti Kerajaan Arab Saudi. Seorang ulamak buta, namun ilmunya mengalahkan orang-orang yang celik. Menjadi sandaran fatwa khususnya bagi golongan Salafi atau yang bermazhab Hanbali.
6. Dr. Ahmad as-Syirbasi; Seorang ulamak al-Azhar, Mesir. Buku himpunan fatwanya yang masyhur ialah “Yasalunaka Fi ad-Din Wa al-Hayah” sebanyak lapan jilid.
7. Dr. Abdul Karim Zaidan; Seorang ulamak kelahiran Iraq, namun hari ini tinggal di Yaman. Banyak menghasilkan penulisan-penulisan termasuk dalam bidang Fiqh. Antara bukunya yang masyhur dalam bidang Fiqh ialah “Fiqh al-Mar’ah” (Fiqh Wanita) sebanyak sembilan jilid. Beliau juga menghasilkan buku Ushul Fiqh bertajuk “Al-Wajiz Fi Ushul-Fiqh”. Selain itu banyak kajian-kajian ilmiah dalam bidang fiqh yang beliau hasilkan untuk mengupas masalah-masalah semasa.

Nama-nama yang kita sebutkan di atas hanya sekadar contoh sahaja. Selain mereka terdapat banyak lagi tokoh-tokoh Fiqh hari ini yang tidak dapat kita sebutkan di sini.

Apa hukum taqlid atau itba’ mazhab?

Taqlid atau Itba' dari segi bahasa bermakna meniru dan mengikut orang lain. Setiap orang yang mengikut atau meniru orang lain, maka ia dinamakan Muqallid atau Muttabi'. Ada di kalangan Ulamak membezakan antara Taklid dan Itba' di mana taklid ialah mengikut orang lain tanpa memerhati dalil dan hujjah, adapun Itba' ialah mengikuti orang lain berdasarkan dalil dan hujahnya. Jika perbezaan ini dapat dibenarkan, maka Muttabi' adalah lebih baik dari Muqallid.
Sama ada harus atau tidaknya taklid atau itba' di sisi agama bergantung kepada kemampuan seseorang;

1. Seorang yang mampu berijtihad sendiri dari al-Quran dan as-Sunnah, atasnya haram taklid kerana ia seorang Mujtahid.

2. Seorang yang tidak mampu berijtihad, maka ia wajib mengikuti atau mengambil panduan dari ulamak yang mujtahid. Kewajipan ini berpandukan firman Allah (yang bermaksud); "…dan bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berpengetahuan ugama jika kamu tidak mengetahui" (an-Nahl: 43). Begitu juga, Nabi –sallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Sesungguhnya ubat bagi orang yang jahil ialah bertanya" (Riwayat Imam Abu Daud dan ad-Daruqutni).

Dr. Abdul Karim Zaidan menjelaskan; "Seorang mujtahid hendaklah memperolehi hukum-hakam dari sumber-sumbernya yang asli dengan cara pemerhatian dan ijtihad. Tidak harus taklid baginya. Adapun orang yang tidak mampu berijtihad, wajib atasnya bertanya ahli ilmu (ulamak). Bertanyakan ahli ilmu sama ada secara musyafahah atau dengan merujuk kepada pandangan-pandangan mereka yang termuat di dalam kitab-kitab yang dipercayai yang menceritakan tentang pandangan-pandangan mereka dan menaqalkan dengan penaqalan yang soheh. Oleh demikian, harus bagi orang awam untuk mengikuti satu mazhab tertentu dari mazhab-mazhab yang makruf dan wujud hari ini dan dinaqalkan kepada kita dengan penaqalan yang soheh…". (Al-Wajiz Fi Usul al-Fiqh)

3. Orang yang tidak sampai darjat mujtahid, tetapi ia mampu menilai pandangan para mujtahid, dalil-dalil dan jalan-jalan istinbat mereka. Bagi orang ini, ia hendaklah berusaha mengetahui dan memahami dalil ulamak mujtahid yang diikutinya. Inilah yang dapat kita fahami dari salah satu taujihad Imam Hasan al-Banna dalam Usul ‘Isyrinnya; "Setiap orang Islam yang belum sampai tahap kemampuan memerhati/mengkaji sendiri dalil-dalil bagi hukum-hakam Syarak dalam masalah furu' (cabang) hendaklah ia mengikut salah seorang Imam dari Imam-Imam (mujtahid) dalam agama ini. Namun adalah lebih baik di samping mengikut itu ia berusaha sedaya mungkin untuk mengetahui dalil-dalil (yang dipakai oleh Imamnya)…". (Usul al-'Isyrin, Risalah at-Ta'alim).

Apa makna talfiq? Adakah harus bertalfiq?

Talfiq bermaksud : seseorang itu mengikut / bertaqlid satu mazhab tertentu dalam ibadahnya, kemudian dalam satu keadaan atau bahagian-bahagian tertentu ia mengikuti / bertaqlid pula kepada mazhab atau pandangan yang lain. Adakah perbuatan ini harus?
Menurut ulama, sekalipun seorang itu bertaqlid kepada suatu mazhab, tidak haram baginya untuk berpindah mazhab secara keseluruhannya atau pada masalah-masalah tertentu.Tetapi keharusan itu tertakhluk dengan syarat-syarat berikut:

1. Hendaklah mazhab yang diikuti merupakan mazhab yang masyhur khususnya mazhab-mazhab yang empat. Jika pandangan atau tarjih, hendaklah dari ulama yang diiktiraf dan diakui oleh umat akan keilmuannya.

2. Tidak bertujuan mencari yang mudah-mudah dari pandangan-pandangan mazhab.

3. Tidak membuat himpunan antara mazhab-mazhab dalam bentuk yang membawa percanggahan dengan pandangan sekalian ulama atau ijma’ mereka.

Contohnya, seorang berkahwin tanpa wali kerana bertaqlid kepada mazhab Imam Abu Hanifah yang tidak mensyaratkan wali dalam akad perkahwinan, tanpa saksi kerana bertaqlid kepada mazhab Imam Malik yang tidak mewajidkan saksi dan tanpa mas kahwin kerana bertaqlid kepada mazhab Abu Hanifah yang mengharuskan jika diletakkan syarat oleh pihak lelaki dan dipersetujui oleh pihak perempuan. Perkahwinan tanpa tiga perkara tersebut tidak dianggap sah oleh sekalian ulama. Maka talfiq sebegini adalah haram kerana menyalahi ijma' ulama. (Rujuk Taqrib Al Usul, Abi Al Qasim al Gharnati halaman 158 ).

Menurut Dr Abd Karim Zaidan; "Harus seorang pengikut mazhab mengikut atau beramal dengan pandangan mazhab lain asalkan hal tersebut dilakukannya kerana suatu dalil yang mengajaknya untuk berpindah dari mazhabnya ke mazhab lain dalam masalah-masalah tertentu. Begitu juga harus ia bertanya ulama yang bukan dari mazhabnya berkenaan suatu hukum syarak dalam suatu masalah dan beramal dengan fatwa yang diberikan". ( Al Wajiz Fi Usul – Fiqh; halama 409 )

Kesimpulannya, talfiq diharuskan jika tujuannya bukan untuk mempermudah-mudahkan agama seperti sengaja mencari pandangan-pandangan yang senang dan mudah dari mazhab-mazhab yang ada untuk menjadi amalan atau pegangan agama.Talfiq sebegini akan membawa kepada rosak agama jika dibenarkan.

Apa maksud tarjih? Siapa yang berhak melakukan tarjih?

Tarjih bermaksud membuat penilaian dan pemilihan terhadap dalil-dalil yang dilihat bertentangan atau terhadap beberapa pandangan yang berlawanan iaitu dengan menselarikan antara dalil-dalil jika dapat dilakukan atau memastikan dalil yang mana paling kuat jika tidak dapat diselarikan.

Jika tarjih dibuat terhadap pandangan-pandangan, tujuannya ialah untuk memastikan pandangan mana yang paling kuat dalilnya atau paling menepati segi syarak. Pentarjihan harus dilakukan oleh orang-orang berkelayakan samada mujtahid atau fuqaha' dan tidak harus sewenang-wenangnya diserahkan kepada orang yang jahil atau medakwa alim kerana boleh membawa kepada merosakkan agama.

Proses pentarjihan berjalan sejak dari dulu hingga ke hari ini.Para ulama' yang menjadi sandaran umat pada zamannya akan membuat tarjih terhadap pandangan-pandangan yang berbeza oleh ulama'-ulama' sebelumnya dalam sesuatu kes supaya orang awamdapat mengetahui dan beramal dengan pandangan yang paling tepat dengan hukum syarak. Imam Nawawi sebagai contohnya di dalam berdepan dengan masalah seorang yang terpaksa solat dalam keadaan tidak bersuci kerana tidak ada air untuk mengambil wudhuk dan tidak da debu untuk bertayammum. Adakah ia wajid solat juga dan adakah wajib ia mengulangi solatnya? Sebelum beliau ada 4 pandangan ulama' :
1. Wajib solat dan wajid ulang.
2. Haram solat.Mesti tunggu hingga dapat bersuci baru tunaikan solat sekalipun di luar waktu.
3. Sunat solat dan wajib diulangi solat tersebut.
4. Wajib solat dan tidak wajid mengulanginya.
Imam Nawawi dalam tarjih beliau telah memilih pandangan yang keempat kerana menurut beliau pandangan itu menepati syarak. (lihat Syarah Sahih Muslim).

Itu adalah satu contoh dari ribuan tarjih yang dilakukan ulama'. Kita sebagai orang awam hendaklah sentiasa mendampingi ulama' dan beramal dengan tarjih mereka. Adapun kita hendak memandai-mandai sendiri tidak harus. Pada hari ini, contoh ulama' yang mempunyai kelayakan untuk melakukan tarjih ialah Syeikh Dr Yusuf Qaradhawi. Keilmuan beliau diakui oleh ulama-ulama sezaman dan umat Islam sendiri. Dalam masalah zakat ke atas produk pertanian sebagai contohnya, dikalangan ulama-ulama silam ada yang menyempitkan skop pertanian yang wajid zakat kepada jenis-jenis tertentu sahaja. Mazhab Syafie hanya mewajidkan zakat pertanian ke atas bijian yang menjadi makanan ruji masyarakat setempat. Namun, ada ulama yang memperluaskan skop pertanian yang wajid zakat kepada semua jenis pertanian asalkan memenuhi syarat-syarat dari segi nisab dan sebagainya yang ditetapkan syarak. Maka, Dr Yusuf Qaradhawi dalam buku Fiqhuz-Zakahnya, beliau telah mentarjihkan pandangan yang kedua dan tarjih beliau diterima dan diamalkan oleh keseluruhan negara umat Islam hari ini.

Baca seterusnya...

Tuesday, March 23, 2010

PERANAN MUSLIM HARAKI DALAM MASYARAKAT

A. Muqaddimah.
Sesuai dengan program memasyarakatkan PAS yang sedang diperkenalkan hari ini, sukacita saya mengambil sedikit bahagian dengan menitik-beratkan peranan yang boleh dimainkan oleh Muslim dalam masyarakat, mudah-mudahan ianya menjadi satu sumbangan yang berguna.





Bahawa orang Islam mempunyai tanggungjawab terhadap agama Islam, yang mesti ditunaikan di dalam dunia ini, tidak ada seorangpun yang dapat melepaskan dirinya daripada melaksanakan tanggungjawab ini:
كُلْْكُمْ رَاعٍ وَكُلكُم َمسُئولٌ عَن رَعِيَتِه،

Semua kamu adalah gembala, dan semua kamu adalah bertanggungjawab terhadap rakyatnya (Hadith riwayat Al-Bukhari)

بَلِـّغُوا عَنِي وَلَوْ آيَةً
Hendaklah kami sampaikan ajaran aku walau satu ayat.
Muslim Haraki: Apa yang kita maksudkan dengan muslim haraki, ialah seorang muslim yang telah menyertai harakah Islamiyyah, yang telah mengiklankan dengan cara terbuka dan meluas bahawa perjuangannya adalah membina masyarakat Islam, mendirikan negara Islam, melaksanakan syari'at Islam, mengembalikan khilafah Islamiyyah di dunia ini, sepertimana yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam.
Muslim haraki yang seperti ini, sewajarnya mempunyai tugas yang besar di dalam masyarakat hari ini, yang tidak mungkin dapat memainkan peranannya, jikalau ia sendiri tidak mempunyai bekalan yang secukupnya. Dari sini timbullah pula tanggungjawab terhadap anggota -anggota yang mana mereka itu merupakan amanah yang ditanggung oleh harakah, harakah mesti menyediakan bekalan kepada mereka.

B. Tanggungjawab Harakah Terhadap Ahli-Ahli.
Harakah sebagai sebuah organisasi Islam, mempunyai tanggungjawab yang berat terhadap ahli ahlinya. Harakah mesti mempunyai mekanisme yang tersusun yang mengatur kedudukan ahli-ahlinya, sesuai dengan kebolehan, watak, bakat masing-masing, supaya setiap orang dapat ditempatkan di tempat yang sesuai.
Dari sini harakah kita mesti mempunyai program "Bina' Al-Fard". Membina individu Muslim yang mencukupi seluruh anggota, mesti kita mempunyai skima yang melaluinya kita kenal setiap anggota kita, supaya kita boleh asah bakat yang ada padanya, memanfa'atkan daripada kebolehan yang sedia ada; memperbetulkan apa yang belok, memperkuatkan yang lemah, mengajar yang jahil kemudian menempatkan di bidang yang sesuai supaya ia berfungsi.

C. Apakah Bentuk Muslim Yang Diperlukan Oleh Masyarakat Hari Ini.
Masyarakat Malaysia walaupun berbilang kaum -berbilang agama dan kebudayaan tetapi ia masyarakat yang aman damai. Dalam suasana inilah kita boleh menjalankan da'wah kita, memperkenalkan perjuangan kita, dan menunjukkan identiti kita mempersembahkan akhlaq kita melalui da'wah bil-اal.
Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda:
كُوْنُوا كَالشَامَةِ بَيْنَ النَاسِ

Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang kuat daya hidupnya di tengah-tengah manusia - punya daya sensitiviti yang baik.
Seorang Muslim haraki ialah Muslim yang dapat mengembangkan nilai-nilai perjuangan di tengah masyarakat dan dia adalah pembawa risalah Islamiyyah dalam kehidupan ini; para Nabi dan para rasul dijadikan (model) untuk dirinya. Mereka semuanya manusia-manusia yang hidup di tengah masyarakat, bergaul dengan mereka, bermu'amalah dengan mereka melalui gambaran Al-Qur'an dan sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, kita dapati ciri-ciri seperti berikut iaitu:
Sentiasa bercakap benar, kerana bercakap benar itu kemuncak kemuliaan, dan tunjang kepada segala akhlaq yang mulia. Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam pernah memberitahu kita melalui sabdanya:
فَإِنَ الصَّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِ وَإِنَّ البَرَ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَاِنَّ الرَّجُلُ لَيَصْدُقُ حَتَى يَكْتُبَ عِنْدَ اللهِ صَدِيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهدِي إِلىَ الفُجُورِ، وَإِن َّالفُجُوْرَ يَهدِي إِلىَ النَّارِ، وَ اِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبَ حَتَى يَكْتُبَ عِندَ الله كَذَابًا متفق عليه.

Bercakap benar itu akan membawa kepada kebaikan dan bahawasanya kebaikan itu membawa kepada syurga, bahawa seorang itu sentiasa bercakap benar sehingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang benar, dan bahawasanya pembohongan itu membawa kepada kecelakaan dan kecelakaan ini membawa ke dalam api neraka, seorang itu sentiasa berbohong sehingga ditulis di sisi Allah sebgai pembohong.
Dan seorang muslim itu bukanlah seorang penipu, khianat dan tidak curang, sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam:
مَنْ غَشَّنَا لَيـْـَس مِنَّا

Sesiapa yang menipu kami bukan dari golongan kami.
Seorang muslim tidak ada perasaan hasad dan dengki, Rasululah Sallallahu 'alaihi wasallam telah memberi amaran yang keras dengan sabdanya:
ِإيَّاكُمْ وَالحَسَدِ فَإِنَّ الحَسَدَ يَأْكُلُ الحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الحَطَبَ

Awas kamu daripada hasad, sesungguhnya hasad memakan 'amalan kebaikan seperti api memakan kayu yang kering. (Riwayat Abu Daud)
Adalah menjadi sifat seorang muslim mempunyai jiwa yang bersih, bersih daripada perasaan dengki dan menipu dan perasaan benci terhadap orang lain.... Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang seorang perempuan yang bangun sembahyang malam dan berpuasa di siang hari, tetapi ia menganggu jirannya dengan lidahnya, seraya Rasulullah sallahu 'alaihi wasallam bersabda:

هِىَ فِى النَّارِ
Dia di dalam neraka (Riwayat Al-Bukhari)
Seorang Muslim haraki di dalam masyarakat adalah sebagai seorang penasihat "nasih" yang sentiasa memberi pandangan yang membina. Dia adalah manusia yang positif bukan negatif kerana agama itu seluruhnya ditegakkan di atas semangat الدين النصيحة (agama itu adalah nasihat), diulangnya tiga kali berturut-turut! Lalu sahabat bertanya:
"Untuk siapakah, wahai Baginda?" Sabdanya:
ِللهِ وَلِكَتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَتِهِمْ
Untuk Allah, untuk Al-Qur'anNya, untuk rasulNya, untuk pemimpin dan untuk orang awam. (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Sayyidina Jarir bin 'Abdullah Radiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa:

بَايَعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الَّزكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِ مُسْلِمٍ
Saya pernah membai'ah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam di atas mendirikan sembahyang, membayar zakat dan memberi nasihat kepada setiap orang Islam. (Mutafaq'alaih)

Menyampaikan nasihat merupakan tugas yang amat berat, apat seorang itu menajwat jawatan kepimpinan, kecuaian dalam menyampaikan nasihat kepada rakyat menyebabkan seorang itu tidak masuk syurga. Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda"
مَا مَنْ عَبْدٍ يَسْتَرعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً وَيمَُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٍ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيهِ الجَنَّةِ
Mana-mana hamba Allah yang Allah telah menyerahkan kepadanya pengurusan rakyatnya. Apabila dia mati dalam keadaan menipu rakyat, maka Allah mengharamkan masuk syurga. (Muttafaq 'alaih)
Di dalam riwayat yang lain. Maka ia tidak melindungi rakyatnya dengan nasihatnya, dia tidak akan mendapat bau syurga. Didalam riwayat Muslim:
مَا مِنْ َأمِيْرٍ يَلِي َأمْرِ المُسْلِمِيْنَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُم وَيَنْصَحُ ِإلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الجَنَّةَ

Mana-mana pemimpin yang mengetuai urusan orang Islam, kemudian dia tidak bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya dan tidak menasihati mereka; melainkan tidak masuk syurga bersama-sama mereka.
Seorang Muslim haraki mesti menunaikan janjinya kepada masyarakat, termasuklah menghadiri mana-mana majlis menurut masa yang telah ditetapkan. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
Hai orang yang beriman, penuhilah janji kamu... (Surah Al-Ma'idah: Ayat 1)
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
...dan penuhilah janji kamu sesungguhnya janji itu pasti minta dipertanggungjawab ke atas diri kamu (Surah Al-Isra': Ayat 34)
Islam menganggap orang yang berbohong, orang yang mungkir janji, orang yang tidak amanah, adalah orang yang munafiq, atau ada padanya ciri-ciri munafiq.
Muslim haraki adalah baik akhlaqnya, cukuplah kita mengingati sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam:
ِإنَمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Bahawasanya aku diutuskan untuk menyempurnakan segala akhlaq yang mulia.
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Orang yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya.
'Ulama' telah menyenaraikan budi pekerti yang mulia di antaranya seperti berikut: Bersifat malu, lemah-lembut, pengasih, pengampun dan pema'af, bertoleransi, manis muka, ramah mesra, menguasai diri waktu marah, menyembunyi rahsia dan cacat-cela orang lian, tidak mengumpat, tidak buruk sangka, tidak sombong, suka membantu, sukakan ma'ruf dan benci kepada mungkar, mudah mesra, pada umumnya berpegang keapda akhlaq Islamiyyah, menjauhkan diri daripada akhlaq mazumumah, akhlaq yang terkeji, seperti; kasar, sombong, mementingkan diri sendiri dan sebgainya. Cubalah kita gambarkan setiap anggota harakah kita, di mana sahaja mereka berada rahmat kepada masyarakat, menjadi penuyelesai kepada masalah masyarakat, menjadi nur, menjadi khair (kebaikan), menjadi qudwah (ikutan), menjadi imam masyarakat akur merasai kehadiran ahli kita pembawa tuah dan berkat kepada mereka seperti yang dikehendaki oleh firman Allah Ta'ala:
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ / وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Dan tidakkah sama kebaikan dengan kejahatan, tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba di antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia? Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Surah Fussilat: Ayat 34-35) Apabila ahli-ahli kita boleh dijadikan contoh kepada masyarakat dan kehadiran mereka di tengah-tengah masyarkaat, membuat muafaqat, membawa berkat dan membawa 'ilmu pengetahuan. aya yakin harakah kita akan disenangi dan dirasakan sebagai keperluan seperti perluanhya manusia kepada udara bersih...., maka di sa'at itu tidak ada kuasa boleh menahan kemarahan kita dan wujudnya Baldatun Tayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Baca seterusnya...

TUNTUTAN BERJAMA'AH

A. Kewajipan Berjama'ah (Harakah Islamiyyah).

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jadikanlah diri kamu pembela (agama) allah sebagaimana (keadaan penyokong) Nabi Isa Ibnu Maryam (ketika ia) berkata kepada penyomong-penyokongnya itu: "Siapakah penolong-penolongku (dalam perjalanan) kepada Allah (dengan menegakkan agamaNya)?" Penyokong-penyokong Nabis Isa menjawab: "Kamilah pembela-pembela (agama) Allah!" (Setelah Nabi Isa tidak berada di antara mereka) maka sepuak dari kaum Bani Isra'il beriman dan sepuak lagi tidak beriman. Lalu Kami memberikan pertolongan kepada orang-orang yang beriman untuk mengalahkan musuhnya, maka menjadilah mereka orang-orang yang menang. (surah Al-Saff: Ayat 14)





إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berperang untuk mempertahankan agamaNya, dalam satu saff yang teratur rapi, seolah-oleh mereka sebuah bangunan yang tersusun kukuh. (Surah Al-Saff: Ayat 4)
1. Dari Huzaifah bin Al-Yaman Radiyallahu 'anhu, berkata: Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasslam:
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامِهِمْ
Wajiblah kamu bersama-sama jama'ah Muslimin dan pemimpin mereka (Muttafaq 'alaih)
2. Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam"
إِنَّ الشَيْطَانَ ذِئْبُ الِإنْسَانِ ، كَذِئْبِ الغَنَمِ ، يَأخُذُ الشَاةَ القَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ ، فَإِيَّاكُمْ وَالشَّعَابَ ، وَعَلَيكُم بِالجَمَاعَةِ وَالعَامَةِ وَالمَسْجِدِ
Sesungguhnya syaitan itu serigala kepada manusia seperti serigala kepada kambing yang menangkap mana-mana yang jauh dan terpencil. Maka jangan kamu memencilkan diri dan hendaklah kami berjama'ah dan mencampuri orang ramai seperti menghadiri masjid. (Hadith riwayat Ahmad bin Hanbal)
3. Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
إِنَّ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الِإسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ وَاِنْ صَلَّى وَصَامَ وَزَعَمَ اَنَّهُ مُسْلِمٌ
Barangsiapa yang memisahkan dirinya dari jamaah sekadar sejengkal, sesungguhnya ia telah menanggalkan Islam dari lehernya, sekalipun ia bersembahyang, berpuasa danmenyangka dirinya seorang Islam. (Riwayat Al-Tarmidzi, Al-Nasa'i dan Ibnu Hibban. Dan berkata Al-Hakim: sahih menurut syarat Al-Bukhari)
B. Ciri-ciri Jama'ah Islam.
1. Bermatlamat:
a. Membentuk peribadi Islam.
b. Membina keluarga dan masyarakat Islam.
c. Membangun negara Islam.
Kaedah fiqh menyatakan:
مَا لَا يَتِمُّ الوَاجِبُ اِلَّا بِهِ فَهُوَ الوَاجِبُ
Tidak sempurna sesuatu yang wajib melainkan dengannya, maka ia menjadi wajib.
Segalal hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quraan tidak dapat dilaksanakan semuanya tanpa ada kuasa (kerajaan). Maka untuk membentuk sebuah kerajaanitu wajib pula seperti wajibnya melaksanakan segala hukumNya.
Imam Al-Ghazzali Rahimahullah Ta'alal berkata:
اَلدِّيْنُ وَالدَّوْلَةُ تُؤَامَانِ
Agama dan negara itu berkembar (tidak berpisah)
2. Sasaran 'Amalannya:
Membenteras segala bentuk mungkar serta menyuruh dengan ma'ruf. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru kepada kebajikan (mengembangkan Islam) dan menyeru berbuat segala perkara yagn baik serta melarang segala perkara yang salah (buruk dan keji) dan mereka yang bersifat demikian, ialah orang-orang yang berjaya. (Surah Ali-'Imran: Ayat 104)
3. Jama'ah Yang Mempunyai SIfat-Sifat Hizbullah:
Ahli jama'ah yang mempunyai sifat0sifat Hizbullah. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ/ إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ / وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Wahai mereka yang beriman, siapa di antara kamu yang berpaling tadah dari agamaNya (murtad) maka Allah akan datangkan pula suatu kaum yang Allah kasihi mereka dan mereka mengasihi Allah, bersifat lemah-lembut terhadap orang yang beriman danberlaku tegas terhadap orang kafir. Mereka berjuang bersungguh-sungguh pada jalan Allah dan mereka tidak takut celaan orang-orang yang mecela, yang demikian itu limpah kurnia Allah yang diberikan kepada sesiapa yang dikehendakiNya kerana Allah itu luas kurniaan lagi meliputi 'ilmuNya. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah dan rasulNya serta orang-orang yang berimna, yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat serta mereka ruku' (tunduk menjunjung perintah Allah). Dan sesiapa yang menjadikan Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman itu penolongnya (dapatlah ia kemenangan) kerana sesungguhnya golongan Allah (Hizbullah) itulah yang tetap menang. (Surah Al-Ma'idah: Ayat 54-56)
وَاَصْلُ الِحزْبِ اْلقَوْمِ يَجْتَمِعُوْنَ ِلاَمْرِ حِزْبِهِمْ اَىْ اَصَابَهُمْ
Asal ma'na Hizbi, ialah satu kaum berhimpun atau berkumpul kerana suatu perkara yang mengancam mereka atau sesuatu musibah yang menimpa mereka. (Al-Asas fi Al-Tafsir)
Dan mereka yang memberi wala' (kesetiaan) dan kepimpinan keapda selain daripada Allah dan RasulNya dan orang-orang yang mu'min yang bersifat dengan sifat-sifat tersebut, maka ia bukannya daripada jama'ah Islam.
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
اَلمَرْءُ مَعَ مَنْ اَحَبَّ
Seseorang itu bersama dengan orang yang dikasihi.
Firman Allah Subahanahu wa Ta'ala:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah da hari akhirat, tergamak berkasin mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan rasulNya, sekalipun orang-orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu Allah telah menetapkan iman di hati mereka, dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripadaNya dan ia akan memasukkan dalam syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, merek atetap kekal di dalamnya. allah reda akan mereka dan mereka pun redha (serta bersyukur)akan nimat pemberianNya. Merekalah penyokong agama-agama Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya golongan Allah (Hizbullah) itu ialah orang-orang yang berjaya. (Surah Al-Mujadalah: Ayat: 22)

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
Janganlah orang-orang yang beriman mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman dan sesiapa yang melakukan (larangan) yang demikian, maka tidaklah ia (mendapat perlindungan) dari Allah dalam sesuatu apapun, kecuali kamu hendak menjaga diri daripada sesuatu bahaya yang ditakuti dari pihak mereka (golongan yang kafir itu) dan Allah memerintahkan supaya kamu beringat-inagat terhadap diriNya dan kepada Allah jualah tempat kembali. (Surah Ali-'Imran: Ayat 28)
Berkata Sa'id Hawwa dalam bukunya Jundullah: "Manusia di dalam kehidupan ini tidak dapat melepaskan dirinya dari Hizbullah atau Hizbussyaitan selain Al-Wala' ini. Jika wala' seseorang cacat, salat, zakat, haji dan puasanya atau semua segi 'ibadah Islam tidak dapat membuat dirinya termasuk dalam Hizbullah. Jika wa;a'nya benar, dia berada dalam lingkungan Hizbullah, walaupun tidak dapat mencakup seluruh 'ibadah."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا / الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahawa mereka akan mendapat seksaan yang pedih, (iaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min, apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (Surah An-Nisa': Ayat 138-139)
Ciri-ciri Al-Wala' dalam ayat tersebut , ialah:
a. Al-Nusrah (memberi pertolongan).
b. A'tha' Lil-Kafirin Asarul-Mu'minin (dedah rahsia mu'min).
c. Al-Mahabbah wal-Mawaddah (berkasih-sayang).
d. Al-Majalish Lil-Kafirin wal-Munafiqin Ikhtiaran (bersama golongan kafir - munafiq secara sukarela).
e. Al-Ta'ah (kepatuhan).
Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (Surah Al-An'am: Ayat 116)
4. Jama'ah Yang Memperjuangkan Islam Secara Menyeluruh.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam sepenuhnya (dengan mematuhi segala hukum-hukumNya) dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata. (Surah Al-Baqarah: Ayat 208)
5. Jama'ah Yang Banyak Menghadapi Ibtila'.
Firman allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

Dan demikianlah kami jadikan bagi setiap para Nabi itu musuh dari kalangan penjahat-penjahat dan cukuplah Tuhan kamu (Allah) sebagai petunjuk dan penolong. (Surah Al-Furqan: Ayat 31)
6. Kewujudan Berterusan.
Jama'ah Islam mampun menghadapi segala ujian dan cabaran dan ia tetap bertunas dan bergerak meskipun sentiasa dilanda ombak dan gelombang.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
... maka adapun bih di laut itu (kepalsuan), maka iaitu akan hilang dan adapun apa yang berguna kepada manusia itu (Islam) ia tetap kekal di bumi ini... (Surah Ar-Ra'd: Ayat 17)
Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِيْنَ عَلَى الحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَى يَأْتِىَ أَمْرُ اللهِ
Akan terus wujud segolongan umatku yang berani melahirkan kebenaran. Tidak akan memberi mudarat kepada mereka oleh orang-orang yang menyanggahinya hingga datangnya perintah Allah. (Hadis riwayat Al-Bukhari)
C. Kesimpulan.
Berdasarkan kepada hujah-hujah yang tersebut, maka kesimpulannya:
1. Wajib membentuk jama'ah Islam.
2. Wajib menyokong jama'ah Islam.
3. Haram menentang jama'ah Islam.
Diharapkan perkara-perkara penting yang disebut dalam kesimpulan akna diperincikan dalam makalah-makalah yang lain dan saudara-saudara dapat membuat rujukan dalam kertas-kerta yang berkenaan.

Wallahu a'lam. wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Baca seterusnya...

Monday, March 22, 2010

CIRI-CIRI KEPIMPINAN DALAM GERAKAN ISLAM.

"Ciri-ciri Kepimpinan Dalam Gerakan Islam", ini merupakan satu usaha memberikan pengertian kepada tajuk yang penting ini mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada anggota harakah kita. Sebelum saya meneruskan huraian, ingin saya menerangkan beberapa perkara:





Yang Pertama: Bahawa agama Islam adalah agama jama'ah agama kumpulan, menegaskan hakikat inilah Sayyidina 'Umar bin Al-Khattab berkata:
أخرج الدارمى عن الخليفة الراشد عمر الفاروق رضى الله عنه قوله
لا اسلام إلا بجماعة ، ولا جماعة إلا بإمارة ولا إمارة إلا بطاعة
Tidak tertegak Islam melainkan dengan usaha berjama'ah. Tidak berma'na jama'ah melainkan dengan pimpinan. Dan tidak berma'na kewujudan pimpinan kecuali diberi keta'atan oleh anggota kepadanya.
Yang Kedua: Bahawa seorang Muslim mesti memimpin, sekurang-kurangnya memimpin rumah tangganya.
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
كلكم راعٍ وكلكم مسؤول عن رعيته
Semua kamu adalah gembala, dan semua kamu adalah bertanggungjawab terhadap rakyatnya. (Hadis riwayat Al-Bukhari)
Yang Ketiga: Bahawa orang-orang Islam mestilah berikat dengan kepimpinan walau dalam urusan y ang kecil sekalipun, seperti dalam musafir yang tak lebih daripada tiga orang.
عَنْ ‏أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ‏أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏قَالَ‏إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُم
ْرواه أبو داود
apabila keluar musafir oleh tiga orang hendaklah mereka melantik salah seorang daripadanya menjadi ketua. Yang Keempat: Bahawa kepimpinan adalah amanah. Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam berkata kepada Abu Dzar Radiyallahu 'anhu:
يا أبا ذر إنك ضعيف وإنها أمانة وإنها يوم القيامة خزي وندامة إلا من أخذها بحقها وأدى الذي عليه فيها
Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau seorang yang lemah sedangkan jabatan adalah satu amanah yang pada hari qiamat nanti merupakan satu kehinaan dan penyesalan. Kecuali bagi orang-orang yang dapat melaksanakan tugasnya dengan benar dan menunaikan kewajipan dengan sebaik-baiknya. (Riwayat Muslim)
Yang Kelima: Bahawa Islam telah meletakkan kaedah-kaedah yang tertentu, syarat-syarat tertentu supaya kepimpinan Islam dapat diisi dengan sebaik-baik yang boleh. 'Ulama'-'ulama' membuat penelitian yang rapi yang diletakkan ke atas yang dicalon menjadi pemimpin dan yang mencalonkan kepimpinan.

Firman Allah Ta'ala:
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
...sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (Surah Qasas: Ayat 26) Dengan izin dan taufik daripada Allah saya cuma menyusun suatu tawwasur kepada maudu' ini.
Sayugia diketahui bahawa kepimpinan adalah amanah yang amat besar, apatah lagi memimpin umat Islam ke arah Islam y ang hakiki. Sebarang kesilapan memilih, sebarang kecuaian akan membawa suatu bencana kepada umat seluruhnya. 'Ulama' dan faqaha' telah memberi panduan yang secukup-cukupnya kepada kita, di antaranya ialah bahawa tidak harus dipilih menjadi pemimpin (ya'ni; wilayah umat) melainkan daripada:

1. Lelaki.
2. Muslim baligh 'aqal.
3. Ilmu yang mencukupi (yang munasabah dengan jawatan)
4. Adil (بشروط العدالة الجامعة )
5.Yang bebas (bukan hamba).
Syarat-syarat ini diperketakan lagi dengan perkara yang lain dan diperkemaskan lagi tafsiran-tafsirannya kepada syarat-syarat di atas, menurut jawatan yang dikehendaki, seperti syarat 'ilmu di atas ditafsirkan sampai ke ijtihad dan memahami al-nasikh wal-mansukh, syarat 'adil diperkemaskan tafsirannya menurut jawatan yang dibicarakan, 'ulama juga menerangkan bahwa oleh kerana pemimpin bagi umat Muhammad adalah penyambung kepada kepimpinan Baginda Rasulullah Sallalllahu 'alaihi wassalam, maka syarat-syarat amana, fathanah, siddiq dan tabligh mestilah dipunyai oleh pemimpin yang akan memimpin umat Muhammad Sallallahu 'alaihi wassalam.
Di sana ada pula syarat-syarat yang lain yang mesti diambil perhatian iaitu الكفاءة atau keahlian baik dari segi kebolehan atau kepakaran pengalaman dan sebagainya, ditambah dengan syarat kesempurnaan anggota pancainderanya yang lima. Oleh kerana menjadi pemimpin, ertinya berkuasa, dan kekuasaan yang ada mestilah digunakan kepada kebajikan semata-mata dan orang yang dilantik mestilah baik dan selamat daripada sifat tamak haloba. Dan kepimpinan itu mesti menjauhi daripada segala lyang boleh meragukan. Maka Islam mengharamkan sebarang jawatan diberi kepada orang-orang yang meminta atau orang yang berlumba-lumba untuk mendapatnya, hal ini menjadi suatu pegangan yang penting yang mesti diambil berat oleh umat Islam. Cuba perhatikan hadith di bawah ini.
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari Radiyallahu 'anhu:
عن أبى موسى قال: دخلت على النبى صلى الله عليه وسلم أنا ورجلان من بني عمي فقال أحدهما: يا رسول الله أمرنا على بعض ما ولاك الله, وقال الأخر مثل ذلك فقال عليه الصلاة والسلام إنَّا والله لا نولِّى هذا العمل أحدا سأله أو أحدا حرص عليه

Aku masuk berjumpa Rasulullah bersama-sama dua lelaki daripada sepupu aku, berkata seorang daripadanya: "Wahai Rasulullah,lantiklah kami menjadi ketua kepada sebahagian dariapda jawatan-jawatan yang Allah telah berikan kepada Baginda." Dan berkata seorang lagi perkataan seumpama itu juga, lalu Baginda menjawab: "Demi Allah, kami tidak melantik pekerjaan ini sesiapa yang meminta atau sesiapa yang berusaha mendapatkannya." Sehubungan dengan ini ada satu hadith yang lain pula Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
يا عبد الرحمن لا تسأل الإمارة فإنَّك إن أوتيتها عن مسألة وكلت إليها وإن أعطيتها من غير مسألة أعنت عليها

Bahawa sesiapa diberi jawatan tanpa permintaan, nescaya Tuhan akan memberikan kepadanya keberkatan dan sesiapa mendapat jawatan kerana permintaan Tuhan akan serahkan kepadanya.
Bahawa pemimpin hendaklah diberikan kepada orang yang kuat peribadinhya, sebaliknya tidak diharuskan sama sekali dipilih daripada kelangan yang lemah peribadinya, Abu Dzar Radiyallalhu 'anhu, pernah meriwayatkan bahawa:
قال قلت يا رسول الله ألا تستعملني ؟ قال فضرب بيده على منكبي ثم قال : يا أبا ذر إنك ضعيف وإنها يوم القيامة خزي وندامة إلا من أخذها بحقها وأدى الذي عليه فيها

Dari Abu Dzar Radiyallahu 'anu, katanya: Aku berkata: "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak melantik saya memegang apa-apa jawatan?" Sabda Rasulullah menjawab: "Wahai Abu Dzar, kamu seorang yang lemah, sesungguhnya ia adalah amanah, dan sesungguhnya ia boleh membawa kepada kekacauan dan penyesalan di hari qiamat, melainkan orang yang mengambilnya dengan cara benar dan menunaikan kewajipan yang ditugaskan kepadanya."
Di dalam al-Quraan , Allah Subhanahu wa Ta'tla berfirman:
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
...sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (Surah Qasas: Ayat 26)
Bahawasanya sebaik-baik orang kamu mengupahnya ialah orang yang kuat dan amanah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (Surah Al-Ahzab: Ayat 72)
Tugas memimpin merupakan satu tugas yang penuh dengan tanggungjawab bukan sahaja di dunia, tetapi akan dipersoalkan oleh Allah satu persatu tentang amanah yang telah dipertanggungjawabkan ke atas bahunya. Ia bukan urusan duniawi dan tamat di dunia sahaja ianya adalah bebanan yang menggerunkan, sebalik itu pula ia akan diberi balasan yang sebaik-baik kepada orang yang menunaikan tanggungjawabnya di dunia ini. Cuba kita renungi hadith-hadith berikut:
1. Ibny 'Umar Radiyallahu 'anhuma dengar Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، فالإمام راع ومسئول عن رعيته، والرجل راع في أهل بيته ومسئول عن رعتيه، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها، والخادم راع في مال سيده ومسئول عن رعيته، وكلكم راع ومسئول عن رعيته.
Semua kamu laksana gembala, semua kamu ditanya tentang rakyatnya, ketua negara adalah gembala dan bertanggungjawab tentang rakyatnya, seorang lelaki adalah gembala kepada keluarganya dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya, seorang isteri adalah gembala dalam urmah suaminya dan bertanggung jawab tentang rakyatnya, seorang khadam adalah gembala pada harta-benda tuannya dan bertanggung jawab tentang rakyatnya, kamu sekelian adalah gembala dan bertanggungjawab tentang rakyatnya.
Daripada hadith ini jelaslah kepada kita bahawa tidak ada seorangpun yang tidak dipertanggung jawabkan, seluruh manusia dibeban dengan tugas masing-masing, sesuatu dengan kedudukan masing-masing.
2. Daripada Ma'qal bin Siyar Radiyallahu 'anhu:
ما من عبد يسترعيه الله رعيه ويموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة
Tidak ada seorang hamba yang Allah menyerahkan kepadanya urusan rakyat kemudian dia mati dalam keadaan ia menipu rakyatnya, melainkan haramkan ke atasnya syurga.


3. Dalam hadith yang lain pula
ما من عبد يسترعيه الله رعية فلم يحطها بنصحه إلا لم يجد رائحة الجنة

Tidak ada seorang hamba Allah menyerahkan kepadanya urusan rakyat, maka ia tidak melindungi rakyatnya dengan nasihatnya kemudian dia mati dalam keadaan cuai, maka dia tidak akan dapat mencium bau syurga.
Hadith ini menjelaskan kepada kita tentang kewajipan pemimpin melindungi rakyatnya melalui nasihatnya dan balasan Tuhan sekiranya ia cuai dalam menjalankan tugas.
4. Al-Imam Muslim meriwayatkan, bahawa Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
ما من أمير يلي أمر المسلمين ثم لا يجهد لهم وينصح إلا لم يدخل معهم الجنة

Tidak ada seorang ketua mengurus urusan orang Islam kemudian dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak nasihat mereka melainkan dia tidak masuk syurga bersama-sama mereka.
Cara-Cara Memilih Pemimpin.
Orang yang mempunyai kuasa memilih pemimpin atau melantik mereka tidak kurang pula tanggungjawabnya dan tidak terlepas juga daripada persoalan, Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam menggariskan beberapa panduan, diantaranya ialah: 1. Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abas Radiyallahu 'anhuma, bahawa Rasulullah bersabda:
من استعمل رجلا على عصابه وفيهم من هو ارضى لله منه فقد خان الله ورسوله والمؤمنون


Sesiapa melantik seseorang lelaki ke atas suatu kumpulan, sedangkan ada di kalangan mereka orang lain yang lebih diredai Allah, maka dia sudah khianat Allah dan RasulNya dan orang-orang beriman.
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam ini amat tegas, menerangkan bahawa mestilah dilantik atau dipilih orang yang paling diredai Allah, mengikut ukuran agama, bukan yang disukai oleh orang ramai dan sebagainya. Orang yang tidak menurut cara ini, maka ia adalah khianat kepada Allah dan RasulNya dan seluruh orang-orang mu'min.
2. Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
من قلد رجلا عملا على جماعة ، وهو يجد في تلك الجماعة من هو خير منه ، فقد خان الله و رسوله جماعة المسلمين
Sesiapa melantik seorang lelaki ke dalam suatu jawatan ke atas mana-mana jama'ah sedangkan ada dalam jama'ah itu orang yang lebih baik daripadanya maka ia sudah khianat kepada Allah, RasulNya dan jama'ah orang-orang Islam.
3. Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
إذا ضيعت الأمانة فانتظر الساعة " ، قال : كيف إضاعتها يا رسول الله ؟ قال : " إذا أسند الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة
Apabila dipersia-siakan amanah maka tunggulah berlakunya qiamat, ditanya bagaimana mempersiakan amanah? Nabi bersabda: "Apabila diserahkan urusan (kepimpinan) kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguglah qiamat (ya'ni; kemusnahan)." Menyedari hakikat bahawa memimpin umat Muhammad Sallallahu 'alaihi wassallam di dunia ini merupakan satu tanggungjawab yang amat besar serta menggerunkan dan supaya umat Islam memilih kepimpinan yang mampu menjalanakn tugas pentadbiran harian dengan bnaik dan cemerlang, maka 'ulama telah meletakkan sifat-sifat yang tertentu yang sepatutnya ada pada pemimpin HArakah Islamiyyah, kerana pemimpin Islam adalah contoh atau qudwah dan uswah kepada anggota harakah dan orang-orang lain. Contoh pemimpin pula ialah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah adaa pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik begaimu, (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Surah Al-Ahzab: Ayat 21)
Di bawah ini saya nukilkan beberapa sifat, ciri dan akhlaq yang sepatutnya ada pada pemimpin harakah di setiap peringat:
1. Ikhlas kepada Allah dan benar-benar mahu keredaan dalam semua gerak-gerinya kerana tanpa ikhlas, maka seseorang itu tidak mendapat apa-apa balasan daripada Allah di akhirat nanti, dan hendaklah bersih daripada sifat riya', ujub, mahukan kedudukan pangkat dan sanjungan.
2. Fikiran yang cergas, bijaksana, pengalaman dan pengetahuan yang luas, cepat memahami masalah, tidak pelupa, tidak terbuntu fikiran waktu marah dan gawat.
3. Tenang, tidak pemarah, bertimbang rasa dan pengasih.

4. Lemah-lembut. Terlalu banyak ayat-ayat dan hadith-hadith Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalalam yang memuji sifat itu, di antaranya:
إن الله رفيق يحب الرفق , وإن الله يعطي على الرفق مالا يعطي على العنف ومالايعطى على ما سواه
Bahawasanya Allah itu lemah-lembut, sukakan kepada lemah-lembut, dan memberi melalui lemah-lembut apa yang dia tidak memberi melalui kekerasan, dan melalui apa jua selain daripadanya.
5. Berani dan bermaruah dan tidak penakut dan gopoh-gapah, sebaliknya tidak pengecut, sebaik-baik keberanian ialah yang berterus-terang pada hak dan menyembunyikan rahsia, mengakui kesalahan dan insaf pada diri sendiri.
6. Bercakap benar dalam semua keadaan. Supaya sifat ini terjaga, seorang pemimpin hendaklah hormat menerima dan menyampaikan berita yang diterima. Rasulullah Sallahu 'alaihi wassalam memberi ingata kepada kita dengan sabdanya:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Cukuplah seorang itu berbohong apabila ia bercerita dengan semua yang dia dengar.
7. Sifat tawadu' dan merendah diri terhdap orang-orang mu'min. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Dan rendahkanlah diri kamu kepada pengikut-pengikut kamu dan kepada orang-orang yang beriman. (Surah Al-Syu'ara':Ayat 215)

Firman Allah Ta'ala:
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
...merendah diri kepada orang beriman dan memuliakan diri terhadap orang-orang kafir... (Surah Al-Ma'idah: Ayat 54)
8. Bersifat pemaaf, menyembunyikan kemarahan dan berbuat baik kepada pesalah.
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

...dan orang-orang yang menyebmbunhyikan kemarahannya dan memaafkan kesalahn-kesalahan manusia, dan Allah sukakkan kepada orang yang bersifat ihsan yang memberi ma'af (Surah Ali-'Imran: Aytar 134)
9. Tunai janji. Sifat tunai janji sifat yang paling lazim, yang mesti dipunyai oleh seorang Muslim, apatah lagi pemimpin, ia satu ukuran kepada kejujurannya, yang membuahkan keceriaan orang ramai dan pengikut dan menimbulkan kerjasama dan puas hati, sebaliknya tidak menepati janji boleh menimbuilkan syak wasangka, dan kecuaian pengikut dan kehampaan mereka.
10. Sabar. Perjalanan jauh seperti perjalanan Harakah Islamiyyah mesti dipimpin oleh orang-orang yang sabar, orang yang tidak sabar tidak seharusnya menerima apa-apa jawatan dalam Harakah Islamiyyah.
Firman Allah Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan pertahanlah dengan kesabaran dan tetaplah dipengkalan dan pertaqwalah kepada Allah mudah-mudahan kamu berjaya . (Surah Ali-'Imran: Ayat 200)
Dan Firman Allah Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang beriman minta pertolongan melalui sabar dan sembahyang, bahawasanya Allah bersama orang yang sabar. (Surah Al-Baqarah: Ayat 153)

11. Bersih diri daripada kepentingan peribadi dan murah hati.
12. Wara' dan zuhud.
13. Bersifat 'adil dan insaf.
14. Menjaga batas-batas agama.
15. Menjaga perpaduan jama'ah.
16. Tegas dan bertawakal keapda Allah.
17. Bersederhana dan berpatutan dalam urusan.
18. Tetap di atas kebenaran.
19. Menjauhkan diri daripada berbangga dengan kejayaan dan tidak memuji diri.
20. Berwaspada. Sifat berjaga-jaga dan berwaspada adalah menjadi salah satu ciri yang penting keapda pemimpinnya, sidat ini akan menyelamatkan seorang pemimpin dariapda dua bahaya yang selalu wujud, iaitu; perasaan kurang yakin (تشاؤم) dan terlalu yakin ( تفاؤل ). SesorangMuslim mesti beriman bahawa yang wajib di atas dirinya ialah berkerja. Adapun kejayaan atau kekekalan ia bukanlah tanggungjawabnya, setgala ursha diserahkan kepada Allah, Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memenangkan kita dan mengekalkan kita menurut sebab musabab yang telah ditentukan olehNya. Mengenai sejarah dakawah Nabi dan para Rasul 'alaihimussalatus salam,mengingati kegigihan mereka, kecemerlangan pengorbanan dan ketulusan mereka boleh mendatangkan ketenangan jiwa dan kepuasan hati pada mujahidin di zaman ini.
Pada akhir, sifat dan akhlaq yang telah disebutkan tadi adalah akhlaq dan sifat yang terpenting sahaja untuk dimiliki oleh pemimpin-pemimpin mereka sesungguhnya dituntut supaya melengkapkan diri dengan itu semua, dan menjagai itu semuanya. Masih ada lagi sifat-sifat dan ciri-ciri yang lain yang termasuk di bawah Al-Akhlaq Al-Islamiyyah yang umum yang mesti menjadi pegangan setiap Muslim. Yang tidak dapat hendak disebutkan di siniل, di antaranya ialah sifat ihsan kepada faqir, menjaga silaturrahim,memuliakan anak yatim dan orang miskin, sifat pemalu, bercakap baik, bermanis muka dengan semua orang, menjauhkan diri daripada percakapan kasar, memaki hamun, tidak suka berseloroh, menonjol-nonjol diri, menengking, mengeraskan suara, menjauhkan diri daripada bidaah dan syubhah, menjaga semua perbuatan atau amalan sunnah sama ada waktu makan dan minum, waktu bermu'amalah dan lain-lainnnya.
Mudah-mudahan kertas kerja ini boleh menimbulkan kesedaran kepada pemimpin tentang sifat-sifat dan akhlaq yang patut wujud dalam diri setiap pemimpin di mana jua mereka berada.
Segala yang baik adalah daripada Allah Subhanahu wa Ta'ala, segala yang tidak baik adlaah daripada kelemahan diri saya sendiri.

وَمَا أُرِيدُإِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُوَآَخِرُ دَعْوَانا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Baca seterusnya...

AKHLAQ DAN ADAB BERJAMA'AH

Tujuan dan matlamat perjuangan sentiasa menuntut kita melakukan muhasabah supaya perjuangan kita diterima, direstu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendapat pertolongan daripadaNya, maka kita mestilah melengkapkan diri dengan sifat-sifat berikut:





A. Ikhlas.
Mestilah ikhlas, ya'ni mempunyai niat yang benar keranan Allah, menuntut keredaanNya dengan menegakkan agamaNya sehingga didaulatkan di dalam negara yang melaksanakan hukum syari'atNya. Abu Musa Al-Asya'ri Radiyallahu 'Anhu menceritakan:

أن أعرابياً أتى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، الرجل يقاتل للمغنم، والرجل يقاتل ليذكر والرجل يقاتل ليرى مكانه؛ فمن في سبيل الله؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من قاتل لتكون كلمة الله هي العليا فهو فى سبيل الله

Seorang Arab Badwi datang menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam lalu dia bertanya" "Orang yang berperang kerana mahukan ghanimah (harta rampasan), orang yang berperang supaya disebut orang (menjadi masyhur), berperang kerana riya' (menunjuk-nunjuk kepada orang), maka siapakah yang dikira berperang pada jalan allah?" Sabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wassalam: "Sesiapa yang berperang supaya kalimah Allah (agama Islam) itu menjadi paling tinggi, maka dialah sahaja yang berperang pada jalan Allah)." (Muttafaq 'alaih)

Yang dimaksudkan dengannya ialah perjuangan untuk menegakkan Islam menurut situasi dan keadaan sama ada melalui cara pilihanraya sehinggalah berperang di negeri yang tidak ada car ayang lain daripadanya mestilah dengan niat yang ikhlas.
Firman allah Subhanahu wa Ta'ala"

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
Dan tidaklah diperintah kepada mereka melainkan supaya mereka mengabadikan diri kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan perintah agama dengan lurus.... (Surah Al-Bayyinah: Ayat 5)
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam:
إنما الأعمال بالنيّات ، وإنما لكل امريء مانوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله ، فهجرته إلى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها ، أو امرأة ينكحها ، فهجرته إلى ما هاجر إليه
Sesungguhnya semua 'amalan itu mestilah dengan niat, dan sesungguhnya bagi tiap-tiap seseorang itu menurut apa yang ia niatkan, maka sesiapa yang berhijrah kerana Allah dan rasulNya maka hijrahnya itu mendapat kelebihan kerana Allah dan RasulNya, dan sesiapa yang berhijrahkerana dunia yang menjadi tujuannya atau perempuan yang hendak dikahwininya maka berhijrahlah ia menurut tujuannya itu (tidak mendapat pahala). (Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Apabila mengikhlaskan niat kerana Allah semata-mata, maka mestilah membersihkan hati daripada sifat-sifat yang merosakkan niat seperti riya', 'ujub dan sum'ah dan apa-apa jua tujuan kebendaaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengajar generasi awal di kalangan umat Islam dalam peristiwa Uhud dan Hunain.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman berkenaan dengan peristiwa Uhud:
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآَخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janjiNya kepada kamu ketika kamu membunuh mereka dengan izinnya sampai kepada saat kamu gagal dan berselisih dalam urusan itu dan menderhakai perintah Rasul sesudah Allah memperlihatkan kepada kamuu apa yang kamu sukai (ghanimah-rampasan) di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kami dan sesungguhnya Allah telah mema'afkan kamu dan Allah mempunyai kurnia atas orang-orang yang beriman). (Surah Ali-'Imran: Ayat 152)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman berkenaan dengan peristiwa Hunain:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ / ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ /ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu di medan peperangan yang banyak dan pada hari berlakunya peperangan Hunain ketika kamu megah dengan diri sendiri kerana ramainya jumlah kamu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa'at kepada kamu sedikitpun dan bumi yang luas itu menjadi sempit kepda kamu, kemudian kami lari ke belakang bercerai-berai, kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan orang-orang yang beriman dan Allah menunrunkan bala tentera yang kamu tidak melihatnya dan Allah meng'azabkan orang-orang kafir, kemudian Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakinya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah Al-Taubah: Ayat 25-27)
B. Percaya Dengan Baik Kepada Allah.
Memohon pertolonganNya dan percaya kepada janjiNya: Seseorang yang menceburkan diri dalam perjuangan Islam itu mestilah percaya keapda jaminan Allah dan janjiNya di dunia dan akhirat, perkara ini hendaklah dinyatakan dengan mangadakan hubungan yang baik dengan Allah dengan sifat taqwa (berqiamullail, sunat nawafil, puasa sunat dan sedekah), mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan, sehingga ia tidak boleh dijelaskan oleh amaran, sogokan dan bagaimana sekalipun keadaan dan sifat-sifat musuh-musuh Islam itu dan sehingga tidak ada di dalam diri perasaan tidak ada harapan untuk mencapai kemenangan bagi menegakkan cita-cita Islam dan perasaan tidak yakin dengan janji di akhirat.
Orang-orang yang berjuang bersama Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam yang melakukan hijaran dan orang-orang Ansar y ang menerima dan memberi tempat kepada Islam di tanah air mereka, ya'ni kepada janji Allah di dunia dan di akhirat, walaupun tidak ada suatu wawasan yang dapat dilihat dengan mata kasar dan situasi yang terang menandakan kemenangan Islam, mereka percaya kepada firman Allah Ta'ala:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ / الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
...demi sesungguhnya Allah mesti menolong orang yang menolong agamaNya, dan Allah itu Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Orang-orang y ang kami bolehkan kepada mereka memerintah di bumi mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh kepada yang baik dan mencegah kemungkaran dan bagi Allah akibat segala urusan. (Surah Al-Hajj: Ayat 40-41)
Terhadap ayat وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ Sayyid Qutb membuat satu persoalan tentang erti مَنْ يَنْصُرُهُ hingga akhir.
Rasulullah Sallahu 'alaihi wassalam tidak menerima Bani 'Amir kepada mereka meminta jawatan sebelum mencapai kemenangan dan tidak menerima Bani Syaiban kerna merek takut menghadapi Parsi yang menjadi kuasa besar dunia dan tidak yakin bahawa Islam dapat menumbangkan Parsi dan Rom. Tetapi sebaliknya berbai'ah dengan 'Aus dan Khazraj yang percaya kepada Allah dan janjiNya di dunia bahawa Islam akan menang dan janji kebahagian di akhirat, lalu mereka menunaikan perintah Allah dengan patuh dan menghadapi penghalangnya yang datang dari segenap penjuru dan sentiasa menunggu wahyu dan sabda untuk dilaksanakan dan diperjuangkan.
C. Istiqamah.
Mestilah berterusan di atas prinsip perjuangan dan ber 'amal dengan segala tuntutannya denga tidak berpaling dan cenderung ke arah yang lain dan hanyut bersama urusan jauh sekali daripada melompat dan menyeleweng daripada perjuangan. Allah berfirman kepada Musa dan Harun yang menghadapi Fir'aun dalam menegakkan Islam di zamannya:
فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
... maka kamu berdua mestilah istiqamah dan janjanglah kamu mengikuti orang-orang yang tidak tahu. (Surah Yunus: Ayat 89)
Firman Allah kepada Nabi kita Muhammad Salallahu 'alaihi wassalam"
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ / وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
...maka beristiwamahlah (tetap di atas jalan yang benar) seperti yang diperintah keapdamu dan juga orang yang telah bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan, dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh oleh api neraka dan kamu tidak sekali-kali selain daripada Allah mempunyai penolong kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (Surah Hud: Ayat 112-113)
Apabila Sufyan bin 'Abdullah berkata kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam"
قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا غيرك قال قل آمنت بالله ثم استقم
"Katakanlah kepada saya dengan kata-kata yang jelas sehingga saya tidak perlu lagi bertanyakan seseorang yang lain daripadamu. "Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam: "Katalah: aku beriman kepada Allah, kemudian hendaklah beristiqamah."
Para Rasul dan para sahabat adalah orang-orang yang paling istiqamah, tetapi mereka diperintah juga supaya beristiqamah. Ini menunjukkan bahwa sifat itsiqamah itu sangat pening dan cara untuk mendapat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan orang yang tidak istiqamah, 'amalannya menjadi sia-sia.
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam"
ثلاثة لا ينفع معهن عمل : الشرك بالله،عقوق الوالدين، والفرار من الزحف
Tiga perkara yang tidak memberi manfa'at bersamanya oleh sebarang 'amalan, iaitu; menyengutukan Allah, mendeerhakai kedua ibu-bapa dan lari dari medan perjuangan. (Hadith riwayat al-Bukhari)
D. Ta'at.
Keta'atan itu lahir daripada sikap percaya mempercayai di antara pemimpin dan pengikut apabila kepimpinan mempunyai keikhlasan dan menyatakan perngorbanan yang sebenar danperhatian keapda perjuangan dan pengikut-pengikutnya. Keta'atan itu mestilah dalam semua keadaan, di masa senang dan susah, di masa kelapangan dan kesempitan dalam perkara yang tidak ma'siat.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman ta'atlah kamu akan Allah, dan ta'atlah kamu akan rasul dan Ulul-amri (pemimpin dikalangan kamu)... (Surah al-Nisa'" Ayat 59)
Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam telah meneguhkan sisfat keta'atan kepada para sahabatnya dengan melakukan bai'ah di antara bai'ah Al-'Aqabah yang terkenal sebelum melakukan hijrah yang merupakan perintah yang sangat penting yang membawa keapda tertegaknya negara Islam. Di dalam bai'ah itu menurut riwat Imam Ahmad, Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
فقال: "تبايعونني على السمع والطاعة في النشاط والكسل، والنفقة في العسر واليسر، وعلى الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وأن تقولوا في الله لا تخافوا في الله لومة لائم، وعلى أن تنصروني فتمنعوني إذا قدمت عليكم مما تمنعون منه أنفسكم وأزواجكم وأبناءكم ولكم الجنة".
Berbai'ahlah kepadaku di atas kewajipan mendengar dan ta'at di masa cergas dan di masa malas, sanggup berbelanja di masa susah dan senang, menjalankan kewajipan menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran, bangun menyatakan agama Allah dalam semua keadaan tidak boleh dijejaskan oleh celaan orang yang mencela, dan sanggup menolong aku apabila aku tiba kepda kamu dan kamu sanggup memeprtahankan aku daripada apa yang kamu pertahankan daripadanya akan diri kamu sendiri, isteri-isteri kamu dan anak-anak kamu dan bagi kamu syurga.

Dan Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radiyallahu 'anhu pula didalam khutbah apabila beliau dilantik sebgai khalifah:

أطيعوني ما أطعت الله، فإذا عصيت الله فلا طاعة لي عليكم
Taatlah kamu kepada aku selama mana aku ta'at kepada Allah pada memerintah kamu, sekiranya aku maksiat maka tidak wajib kamu menta'ati aku.
Keta'atan itu membawa kepada menunaikan tugas mengikut arahan kepimpinan dan tidak bertindak sendiri tanpa pengetahuan kepimpinan sehingga menjadi kelam-kabut yang boleh menimbulkan adanya kumpulan dalam parti yang mempunyai perancangan yang berbeza dan strategi yang berlainan yang boleh membawa kepada perpecahan dan wujudnya kumpulan atau jama'ah dalam parti.
Keta'atan membawa penyelarasan yang baik di kalangan seluruh anggota dan sayap parti dan melaksanakan amal jama'i yang tidak boleh dijejaskan oleh pandangan individu yang berbeza lalu mengikut selera masing-masing sehingga jentera parti menjadi celaru dan tidak selaras di antara satu sama lain.
Keta'atan juga dapat mengimbangkan di antara sikap yang berbagai-bagai di dalam parti, kerana ada orang yang terlalu ke depan, ada orang yang terlalu lambat dan ada yang sederhana.
E. Ukhuwwah (Persaudaraan).
Ahli-ahli parti dan penyokongnya di semua peringakat laksana batu-batu yang berselerak danperlu diikat dengan teguh dan kuat dengan hubungan persaudaraan yang erat diantara sat sama lain. Betapa perluanya persaudaraan ini maka Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam menjadikan di antara perkara pertama ketiak hijrah ialah mempersaudarakan di kalangan Muhajirin dan Ansar. Dengan hubungan persaudaraan, maka keteguhan saf yang sangat penting dalam perjuangan Islam itu dapat diwujudkan.
Firman allah Subhanahu wa Ta'ala:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berjuang pada jalanNya dalam saf laksana bangunan yang tersusun rapi (Surah al-Saff: Ayat 4)
Sebarang kekosongan yang memutuskan saf nescaya dicelah oleh syaitan yang dapat menjejaskan jentera parti dan perjalanannya.
Kegiatan usrah adalah sebahagian dariapda langkah mengeratkan persaudaraan, keran perkataan usrah yang berma'na keluarg itu adalah lebih bertujuan untuk menjalankan hubungan dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, adapaun penekanan 'ilmu lebih ditumpukan dalam majlisnya sendiri iaitu majlis-majlis 'ilmu yang dianjurkan oleh parti yang mewujudkan berlakunya tolong-menolong di antara satu sama lain. Demikian juga sebarang perhimpunan yang dianjurkan oleh parti dengan cara menyusun petugas-petugas yang dapat saling tolong-menolong dan mengeratkan persaudaraan.
F. Kerahsiaan.
Sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam"
استعينوا على قضاء حوائجكم بالكتمان فإن كل ذي نعمة محسود

Mintalah pertolongan untuk menunaikan hajat-hajat kami dengan menyembunyikan.
Perjuangan Islam ini dikepung oleh musuh-musuh yang ramai dari segala penjura, mereka sentiasa mengintip segala kegiatan parti untuk mementangnya, oleh itu kita tidak boleh boros dengan kenyataan mendedahkan kerahsiaan, membongkar perkara-perkara dalaman yang tidak patut dibuka kepada umum sehingga mendedahkan kelemahan kepada musuh dan memberi kemudahan kepada mereka untuk memukul dan melumpuhkan parti serta menggagalkan perjalannya.
Sirah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wassalam banyak mengajar kita dalam perkara ini secara praktikal di mana kemenangan banyak dicapai dengan cara-cara yang mengejutkan musuh dan mereka tidak ada ruang untuk mengambil kesempatan wakaupun dari bebrapa kelemahan yang ada.
Parti bukan sahaja perlu menyusun strategi yang baik dan rapi tetapi ada juga perkara-perkara yang menjadi suatu kerahsiaan y ang tidak boleh diumumkan. Adalah tidak wajar semua ahli mengetahui segala yang dirangka oleh kepimpinan termasuklah perkara yang perlu dirahsiakan. dan tidak bijiksana sekiranya untuk mengumumkan semua perkara dan ahli-ahli menekan dalam perkara ini sehingga menjejeassskan keta'atan dalam melaksananakn tugasan parti.
Sabda Rasulullah Sallalahu 'alaihi wassalam:
وهل يكب الناس علي وجوههم في النار الا حصائد السنتهم
Adakah disembamkanmanusia ke dalam neraka di atas muka-muka mereka melainkan perkara-perkara yang dituai oleh lidah-lidah mereka sendiri.
Sebaliknya sebarang rahsia musuh yang dapat dikesan sama ada kecil atau besar hendaklah dilaporkan kepada parti.
G. Tidak leka Dengan Pencapaian Yang Ada.
Seringkali berlaku apabila terdapat sedikit kemajuan atau kemenangan menyebabkan berlakunya kelekaan dalam menjalankan tugas dan memberi sumbangan keapda parti. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegur para sahabat radiyallahu'anhum apbila merek amemandang ringan kepada kewajipan jihad setelah mecapai beberapa kemenangan.
Firman allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
Dan berbelanjalah kamu pada jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan.... (Surah Al-Baqarah: Ayat 195)
Seringkali berlaku di negeri atau kawasan yagn telah mencapai kejayaan berlakunya kecuaian walaupun untuk mempertahankan kemenangan itu, sehingga tugas-tugas prt menjadi perkara sampingan.
H. Menunaikan Janji dan Beriltizam Dengannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi penegasan dalam perkara ini dengan firmanNya:

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dan tetatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah kamu sesudah meneguhnya, pada hal kami telah menjadikan Allah sebagai penjamin, sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu lakukan. (Surah Al--Nahl: Ayat 91)
Sama ada perjanjian dengan jama'ah , atau perjanjian sesama sendiri dan termasuklah juga perjanjian denga musuh-musuh hendaklah ditunaikan dan disempurnakan dengan baik, sebarang kemungkiran boleh menghilangkan kepercayaan di antara satu sama lain dan menghilangkan kewibawaan. Di antara yang ketara di setiap tempat dalam jama'ah ialah tidak menjaga masa.
I. Tidak Melampau (Sentiasa Menguasai Diri).
Allahu Subhanahu wa Ta'ala melarang sikap dan tindakan yang melampau walaupun terhadap musuh di medan perang, maka terlebih utama terhadap sesama sendiri dan ketika muwajaahah silmiyyah
Firman allah Subhannahu wa Ta'ala:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

dan berperanglah pada jalan allah akan orang-orang yang memerangi kamu dan janganlah kamu melampaui batas. (Surah Al-Baqarah: Ayat 190)
Demikian daripada perkara yang perlu diberi perhatian dan dibincangkan di samping bermuhasabah kepada diri sendiri dan parti supaya perjuangan kita diterima, diredai Allah dan dikurniakan kemenangan di dunia dan akirat.

Baca seterusnya...